Selasa, 19 Agustus 2025

Virus Corona

Sekolah saat New Normal, Jusuf Kalla Sarankan Tiap Kelas Dibatasi 20 Orang dengan Pembagian Shift

Jusuf Kalla (JK) menyarankan untuk masing-masing siswa dibatasi setiap kelas hanya 20 orang dengan menggunakan sistem shift.

Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Jusuf Kalla (JK) menyarankan untuk masing-masing siswa dibatasi setiap kelas hanya 20 orang dengan menggunakan sistem shift. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menjelaskan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah saat new normal tengah dibahas oleh kementerian terkait.

Muhadjir mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar tidak terburu-buru menentukan aturan new normal yang akan diterapkan di sekolah.

Ia menambahkan, pemerintah masih membahas aturan tatanan normal baru yang nantinya diterapkan kepada para siswa.

Aturan new normal akan mengedepankan protokol kesehatan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona sehingga siswa bisa belajar dan terhindar dari Covid-19.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla (JK) menyarankan, masing-masing siswa dibatasi setiap kelas hanya 20 orang dengan menggunakan sistem shift.

Baca: Husain Abdullah: Acara Ulang Tahun Pak JK Ditiadakan untuk Menghindari Kerumunan

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla, Ketua ICMI Pusat Prof Jimly Asshiddiqie, dan Wakil Ketua DMI Syafruddin memantau penyemprotan cairan desinfektan yang dilakukan oleh relawan PMI bersama anggota Marinir TNI di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Rabu (3/6/2020).
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla sarankan tiap kelas dibatasi 20 orang dengan pembagian shift (Tim Media Jusuf Kalla)

Baca: Di Mata Najwa, JK Blak-blakan Setujui Fatwa MUI soal Larangan Salat Jumat jika Terjadi Hal Ini

Baca: JK Nilai Karantina Wilayah Terdampak Virus Corona Belum Diperlukan

Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Kamis (4/6/2020).

Jusuf Kalla menyebut, penerapan new normal di sekolah masih harus dibahas lebih lanjut terkait aturannya. 

"Kalau sekolah kan pertama permanen, walaupun tentu ada masalah baru yang harus diselesaikan dulu," kata Jusuf Kalla.

Kalla mengatakan, jumlah siswa yang dibatasi setiap kelas juga tetap harus memperhatikan jaga jarak.

"Kalau dulu satu kelas itu 30-40 anak, sekarang ini untuk menjaga jarak maka satu kelas itu maksimum 20," ujar Kalla.

Oleh sebab itu, diperlukan ruangan kelas lebih banyak untuk menampung seluruh siswa.

Akan tetapi, menurut Kalla, langkah tersebut tidak bisa dilakukan dan memilih dengan pembagian shift.

Baca: Jika PSBB Jakarta Tak Diperpanjang, JK Sebut Salat Jumat di Masjid Bisa Diadakan Pekan Ini

Baca: Sepakat dengan JK, Politikus Nasdem Sebut Pemerintahan Jokowi Sedang Galau Tangani Covid-19

"Artinya harus disiapkan kelas lebih banyak dua kali lipat," papar Jusuf Kalla.

"Karena itu maka tidak mungkin pada masa ini, maka tentu caranya bisa seperti shift," sambungnya.

Jusuf Kalla menambahkan, para pelajar yang bertempat tinggal di wilayah zona merah masih tetap melaksanakan belajar di rumah. 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan