Limbah Medis Jadi Persoalan Baru, Doni Monardo Soroti Ekosistem Sungai Citarum yang Tercemar
Doni Monardo menyoroti sampah masker yang menjadi persoalan baru di tengah wabah covid-19.
Penulis:
Larasati Dyah Utami
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Satuan Tugas (Satgas) penanganan Covid-19, Doni Monardo menyoroti sampah masker yang menjadi persoalan baru di tengah wabah covid-19.
Kepala BNPB itu mengatakan saat ini limbah medis menjadi persoalan besar bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tapi juga bagi seluruh warga negara di dunia.
Oleh karena itu, menurutnya perlu dilakukan upaya untuk melakukan berbagai program edukasi dan sosialisasi terkait bahaya limbah medis.
Terutama limbah masker yang berasal dari rumah tangga.
“Kalau di rumah sakit sudah ada pihak atau panitia yang mengelola limbah medis itu. Namun yang perlu diantisipasi adalah limbah dari rumah tangga,” kata Doni pada webinar nasional terkait limbah medis, Senin (15/2/2021).
Baca juga: KLHK Segel Usaha Pengolahan Limbah Elektronik Ilegal yang Mencemari Sungai Citarum
Salah satu persoalan terkait limbah medis ini adalah kerusakan ekosistem sungai di hampir semua daerah.
Namun, secara khusus Doni menyoroti ekosistem di sungai Citarum, Jawa Barat yang dia sebut sebagai tempat pembuangan limbah raksasa, karena saking tercemarnya.
Sungai Citarum disebutnya merupakan salah satu sungai dari 10 sungai yang tercemar di dunia.
“Sebagai bangsa harusnya kita malu, kenapa kita membiarkan sampah ada banyak di sungai. Bukan hanya Citarum sebenarnya, ada banyak sungai besar di Indonesia yang kasusnya sudah sangat mengkhawatirkan. Tercemar sedang hingga berat,” katanya.
Kendati demikian, Ketua Satgas itu mengatakan belum terlambat untuk berbenah, karena kegiatan pemerintahan di masa pandemi ini ada dalam satu komando.
Maksudnya kebijakan pusat sampai daerah hampir sama.
Sehingga, kegiatan edukasi dan sosialisasi terkait limbah medis dapat dilakukan hingga menjangkau tingkat paling rendah di masyarakat.
“Seminar kali ini harus memberikan solusi yang nyata kepada masyarakat, agar mampu mengelola limbah masker ini. Kalau tidak, ancaman yang terjadi adalah kerusakan ekosistem,” katanya.
Kemenkes mencatat, berdasarkan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), 67,8 juta ton limbah medis terkumpul sepanjang tahun 2020.
Selain masker dari rumah tangga, timbunan limbah medis biasanya juga terdiri dari bekas alat pelindung diri (APD), bahan medis habis pakai seperti jarum suntik dan lainnya, yang berasal dari Rumah Sakit (RS) hingga pusat karantina.