Polisi Tembak Polisi
Mirip Ferdy Sambo Ketahuan Berbohong, Putri Candrawathi Menangis saat Tanggapi Hasil Tes Poligraf
Putri Candrawathi malah menangis ketika diminta tanggapan soal hasil tes poligraf itu. Dia mengaku teringat saat proses dites poligraf.
Editor:
Anita K Wardhani
"Pertanyaan yang pertama berkaitan dengan 'saudara Ricky apakah seseorang menyuruhmu mengambil senjata Yosua?' Kemudian yang kedua apakah melihat Sambo menembak Yosua?" kata Aji.
"Yang pertama indikasinya apa?" tanya jaksa. "Jujur," jawab Aji. "Kalau misalnya yang kedua?" tanya jaksa lagi. "Jujur," jawab Aji. "Berarti Pak Sambo menembak?" tanya jaksa. "Ricky tidak melihat Sambo menembak," jawab Aji.
Selain Ricky, Aji mengatakan hasil pemeriksaan tes poligraf Bharada E terkait pengakuannya menembak Brigadir J adalah jujur.
Baca juga: Apa Itu Tes Poligraf yang Dipakai dalam Persidangan Ferdy Sambo? Ini Cara Kerjanya
"Untuk Richard pertanyaannya 'apakah kamu memberikan keterangan palsu kamu menembak Yosua? Richard menjawab tidak dan jawabannya jujur, Richard ini menembak Yosua," kata Aji.
Terakhir, Kuat Ma'ruf hasil tesnya adalah jujur dan berbohong. "Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong," tutur Aji.
Ia menyebut pemeriksaan pertama terhadap Kuat dengan pertanyaan 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua' hasilnya adalah jujur.

"Hasilnya tidak memergoki," kata Aji. "Indikasi kedua 'saudara Kuat tanggal 9 September, apakah kamu melihat Pak Sambo menembak Yosua?' Jawaban Kuat tidak. Indikasi berbohong," sambungnya.
Adi menyebut tingkat akurasi tes poligraf yang dilakukan terhadap lima terdakwa sebesar 93 persen. Dari 93 persen tingkat akurasi tes kebohongan, tim penasihat hukum Kuat menyinggung 7 persen yang tidak akurat.
Ia lantas bertanya faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.
Baca juga: Disebut Terindikasi Berbohong oleh Ahli Poligraf, Ferdy Sambo Protes: Sangat Disayangkan
"Tadi kan saudara bilang, tadi kan pertanyaannya keakuratan tes poligraf itu 93 persen, berarti kan ada 7 persen itu tidak akurat. Nah, apa yang menyebabkan 7 persen itu, faktor 7 persen itu menjadi tidak akurat?" tanya pengacara Kuat.
"Saya tidak tahu," jawab Aji. "Lah tadi saudara menyatakan tadi kan sudah ditanya keakuratannya itu 93 persen, bukan 100 persen. Kalau 100 persen saya tidak bertanya," kata penasihat hukum Kuat. "100 persen hanya milik Allah SWT," jawab Aji.
Sementara itu Sambo bahwa pertanyaan dalam tes poligraf tidak terkait perkara pembunuhan berencana sebagaimana dakwaan.
"Kami ingin menyampaikan khusus ke ahli poligraf, kami menyampaikan bahwa sangatlah disayangkan dalam pembuktian yang dilakukan Puslabfor ini, hanya berdasarkan isu, kemudian titipan penyidik," kata Sambo menanggapi keterangan ahli.

Sambo menyebut tes tersebut sangat berdampak pada istrinya. Sebab, pertanyaan yang disampaikan merupakan isu sensitif.
Sementara Putri Candrawathi disebutnya merupakan korban pelecehan Yosua.