Kelompok Bersenjata di Papua
Mahfud MD Sebut Tak Akan Libatkan Negara Lain dalam Pembebasan Pilot Susi Air: Kita Tangani Sendiri
Mahfud MD sebut tak akan melibatkan negara lain dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera KKB di Papua.
Penulis:
Ifan RiskyAnugera
Editor:
Sri Juliati
Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Ancaman tersebut disampaikan oleh Egianus Kogoya melalui video singkat yang disebarkan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom pada Sabtu (27/5/2023).
Dalam video berdurasi 71 detik itu, pihak KKB hanya memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi.
Jika lewat dari waktu yang ditentukan, pihaknya akan menembak pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens.
Respons Pengamat Soal KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menanggapi soal ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Khairul menilai ancaman tersebut merupakan dampak operasi psikologi pemerintah.
Ia pun mengungkapkan bahwa ancaman terhadap Mehrtens menjadi wujud habisnya kesabaran KKB terkait kemerdekaan Papua yang tak kunjung tercapai.
"Video itu juga bisa merupakan reaksi psikologis yang hadir sebagai dampak operasi psikologis yang dilakukan pemerintah."
"Artinya, rangkaian kombinasi langkah yang ditempuh pemerintah baik yang dilakukan secara senyap, yang dipropagandakan, ditambah dengan narasi-narasi persuasif yang dilakukan telah berhasil menghadirkan persepsi ketidakpastian berlarut dan menghabiskan kesabaran sehingga direaksi dengan peningkatan ancaman dan tenggat waktu," tuturnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/5/2023).
Dirinya juga menganggap alur persuasif yang telah diambil pemerintah dalam pembebasan Mehrtens bukan merupakan bentuk kegagalan.
Menurutnya, langkah persuasif oleh pemerintah bukan menjadi satu-satunya strategi yang diambil.
Namun, sambungnya, ada kombinasi strategi yang dipakai pemerintah untuk membebaskan pilot kelahiran Christchurch, Selandia Baru tersebut.
"Lantas apakah ini menandakan jalur persuasif telah gagal? Saya kira tidak ada kegagalan dalam hal ini. Sejak awal jalur persuasif bukanlah satu-satunya langkah yang ditempuh."
"Dalam hal ini tentu saja ada serangkaian kombinasi langkah yang telah dan sedang ditempuh secara bertahap dan terukur oleh pemerintah," kata Khairul.
Khairul pun berharap agar pembebasan Mehrtens tidak perlu dilakukan dengan aksi yang berdarah-darah.
Ia tetap optimis bahwa pembebasan pilot Susi Air tersebut dapat dilakukan dengan upaya persuasif serta peningkatan tekanan psikologi secara terukur.
(Tribunnews.com/Ifan/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.