Bagi Siswa Sekolah Bingkai Jalanan, Liburan dan Makan Steak Sesuatu yang Mewah
Anak-anak di Sekolah Bingkai Jalanan jarang mendapatkan hiburan atau liburan karena mereka umumnya harus membantu orangtua
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi pemenang juara karya ilmiah tingat nasional yang menceritakan anak jalanan membawa Hestiana Kiftia tidak hanya ingin memanfaatkan anak-anak jalanan itu.
Apalagi, setelah kejadian memilukan yakni anak yang menjadi sumber penelitian meninggal saat operasi penertiban yang dilakukan aparat sehingga berinisiatif membangun sekolah bagi anak jalanan di kawasan Senen, Jakarta Pusat yang diberinama Sekolah Bingkai Jalanan.
Meskipun perlu perjuangan saat mengawali, namun kini, Hestiana tidak mengalami banyak kesulitan mengingat banyak individu, perusahaan hingga organisasi yang memberikan perhatian kepada sekolah informal yang dibangunnya bersama Natalia Melake ini.
Baca juga: Kementerian PUPR Gelar Lomba Karya Ilmiah untuk Siswa SMA Sederajat, Simak Ketentuannya
Meskipun cukup mendapatkan bantuan pendidikan, namun anak-anak di Sekolah Bingkai Jalanan diakuinya jarang bahkan tidak pernah mendapatkan hiburan atau liburan karena mereka umumnya harus membantu orangtua.
Padahal beberapa dampak bagi anak-anak yang tidak pernah liburan terhadap tumbuh kembangnya, baik secara fisik, mental, maupun sosial yakni kurangnya waktu istirahat dan relaksasi dapat menyebabkan kelelahan dan stres pada anak-anak.
"Setelah sekolah, mereka harus bantu orangtua, dan mereka tidak memiliki hiburan sama sekali, kesehariannya ada yang ngamen, ngarak ondel-ondel, jadi badut jalanan, ngumpulin barang bekas, macem-macem," kata Hestiana yang ditemui di sela-sela SoKlin softergent berbagi kelembutan di SeaWorld Jakarta belum lama ini.
Dalam beberapa kesempatan, Hestiana menayakan apa resolusi anak-anak muridnya atau apa yang menjadi keinginan.
"Cita-cita mereka sederhana seperti liburan, makan steak, ingin main ke Ancol bahkan ada yang ingin jalan-jalan ke mall yang mungkin bagi kebanyakan orang mungkin itu hal yang biasa, tapi bagi mereka itu sudah luar biasa mewah," katanya.
Ia mengapresasi apa yang dilakukan soklin karena anak-anak didiknya mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hiburan ke Seaworld yang mungkin menjadi impiam merela selain pemberian donasi berupa perlengkapan sekolah, kaos, dan alat tulis.
"Terima kasih sudah mau berbagi kebahagiaan dengan anak-anak Sekolah Bingkai Jalanan, saya yakin acara hari ini sangat berkesan bagi mereka dan akan menjadi kenangan indah sampai mereka dewasa nanti,” ujarnya.
Baca juga: RI-Inggris Kolaborasi Kumpulkan Periset Genomik untuk Pelatihan Karya Ilmiah
Dalam program ini, juga diajak sejumlah sukarelawan seperti Yunita Rusmiyati, seorang ibu rumah tangga yang sejak awal memang niat saya memang ingin berpartisipasi langsung dalam kegiatan berbagi kebaikan di bulan penuh berkah dan pahala ini.
"Senang sekali bisa berkumpul dan bermain bersama anak-anak dari Sekolah Bingkai Jalanan. Kebanyakan dari anak-anak ini belum pernah jalan-jalan karena kesehariannya sepulang sekolah langsung bekerja bantu orangtua.
Saya senang bisa menjadi sosok ibu sekaligus kakak bagi mereka, mengingatkan mereka untuk tetap beribadah shalat walaupun sedang jalan-jalan bareng temannya, dan saya juga berharap keterlibatan saya hari ini bisa menjadi berkah untuk mereka,” ujarnya.
Teresa Larasati Mardiandra, sukarelawan lainnya mengaku aa kerinduan dalam diri saya untuk menjadi sukarelawan dan berkegiatan sosial lagi, apalagi semenjak sibuk bekerja dan menjalankan rutinitas sehari-hari.
"Walaupun saya tidak menjalankan ibadah puasa, saya senang bisa ikut berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan dengan teman-teman anak jalanan," katanya.
Sukarelawan lainnya, Natasha Syeikinah Marsauli mengatakan, awalnya saya mengira anak-anak ini susah menerima orang baru, susah diajak ngobrol dan kerja sama, tapi ternyata anak-anak ini hampir semuanya aktif, pintar-pintar, mau bersosialisasi, dan seru-seruan bareng.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 188 Semester 2 Bab 6: Pokok Masalah Karya Ilmiah
"Saya berharap kedepannya mereka bisa lebih percaya diri lagi, lebih semangat belajar, sehingga ‘aktifnya’ mereka ini bisa tersalurkan ke hal-hal yang positif,” ujarnya.
Brand Representative SoKlin Softergent, Rana Gita Widawati mengatakan, program berbagi ini tidak hanya dilaksanakan di Jakarta tapi juga dengan Rumah Belajar Pelangi Nusantara dan Komunitas Pejuang Mimpi di Malang serta Sekolah Gajah Wong di Jogja.
"Kami juga menyerahkan bantuan produk kebersihan Ramadan kepada kelompok dan komunitas yang berpartisipasi, termasuk untuk anak-anak di Rumah Belajar Pelangi Nusantara dan Komunitas Pejuang Mimpi di Malang yang merupakan wujud nyata kelembutan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak agar terus semangat dalam menuntut ilmu dan mengejar cita-citanya," katanya.
Polisi Tangkap 9 Pelaku Penjarahan Rumah Uya Kuya di Jakarta Timur, Perannya Masih Didalami |
![]() |
---|
Cegah Aksi Penjarahan Sejumlah Toko Branded di Plaza Senayan Mulai Kosongkan Barang |
![]() |
---|
Daftar Kereta yang Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara, 31 Agustus–2 September 2025 |
![]() |
---|
Demo di Mako Brimob Kwitang Memanas, Demonstran Berupaya Terobos Barikade Polisi Pakai Sepeda Motor |
![]() |
---|
Dibakar Massa, Warga Gotong Royong Pindahkan Dua Bus yang Hangus di Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.