Sabtu, 13 September 2025

Ahli: Agar Tepat Sasaran, Program Makan Bergizi Gratis Gunakan Pendekatan Tradisi Lokal

Program makan bergizi gratis yang dikembangkan ini diharapkan dapat menyasar dua isu penting tersebut secara bersamaan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
Kepala Biro Pelayanan Kesehatan Terpadu Universitas Gajah Mada (UGM), Andreasta Meliala 

Andreasta juga menekankan, keberadaan fasilitas kesehatan juga dapat menjadi salah satu sumber yang mendukung kelancaran program ini. 
Instansi seperti TNI dan Polri pun memiliki jaringan yang dekat dengan masyarakat di daerah-daerah terpencil, yang bisa dimanfaatkan untuk mendistribusikan makanan bergizi.

"Ada instansi-instansi seperti TNI/Polri, mereka punya titik-titik di ujung sana yang dekat dengan masyarakat," jelasnya.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang konteks lokal dan kolaborasi antar lembaga, program makanan gizi gratis dapat dijalankan secara efektif.

Andreasta optimis bahwa dengan strategi yang tepat, program ini tidak hanya akan membantu meningkatkan status gizi masyarakat, tetapi juga mendukung keberlangsungan budaya lokal dalam konsumsi makanan sehat.

Secara keseluruhan, adaptasi program makanan gizi gratis dengan budaya daerah masing-masing menjadi kunci dalam mencapai tujuan yang lebih besar.

Melalui pendekatan yang tepat, program ini berpotensi memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

Program yang akan mulai berjalan pada 2 Januari 2025 ini dirancang sebagai investasi strategis untuk memastikan anak-anak, terutama di sekolah dan daerah prioritas mendapatkan asupan gizi dari bahan-bahan pangan lokal berkualitas. Pemanfaatan bahan pangan lokal MBG akan ikut menggerakan ekonomi  daerah.

Program Makan Bergizi Gratis Adalah Investasi SDM Jangka Panjang  

Di diskusi yang sama, Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menekankan program Makan Bergizi Gratis adalah investasi besar jangka panjang. Menurutnya, kesehatan dan kualitas nutrisi adalah fondasi untuk membangun generasi muda yang sehat, produktif, dan berdaya saing.

"Generasi muda yang sehat dan unggul adalah tanggung jawab negara. Salah satu faktor penting dari pembangunan generasi adalah unsur nutrisi yang mereka konsumsi," ujar Agus Jabo.

Dia menilai dengan investasi gizi sejak dini, Indonesia berharap mengurangi masalah kesehatan masyarakat, seperti stunting dan kekurangan gizi yang masih menjadi tantangan besar di beberapa daerah.

Selain memastikan kecukupan gizi, pemerintah juga akan mendukung ekonomi daerah dengan mengandalkan pangan lokal dan berkolaborasi dengan UMKM setempat.

Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan, tetapi juga berupaya meningkatkan ekonomi lokal, memberdayakan petani dan produsen pangan.

Agus mengingatkan, keberhasilan program ini akan sangat dipengaruhi oleh kemauan kuat dari semua pihak yang terlibat.
 
"Diperlukan kepemimpinan yang solid, sinergi yang erat, dan pengawasan yang kuat agar program ini benar-benar menjadi tonggak untuk generasi yang unggul,” pungkasnya.
 
Dorong Kemandirian Pangan Lokal

Di sisi lain, Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, menambahkan kolaborasi menjadi elemen kunci keberhasilan program ini. Pihaknya telah menjalin kerja sama dengan lembaga dan UMKM lokal untuk memastikan ketersediaan pangan sebagai bahan baku program ini.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan