Selasa, 25 November 2025

Diduga NPD, Valyano Boni Disebut Pernah Bohongi SPN Polda Jabar, Kodiklatal TNI AL 'Turun Tangan'

SPN Polda Jabar membeberkan Valyano Boni Raphael sempat berbohong mengenai riwayat pendidikan militer.

Tangkap layar YouTube TV Parlemen
SISWA SPN DIPECAT - Tangkap layar YouTube TV Parlemen yang diambil pada Senin (10/2/2025), menunjukkan sosok Kepala SPN Polda Jabar, Kombes Dede Yudy Ferdiansyah (kiri) dan mantan Bintara SPN Polda Jabar, Valyano Boni Raphael (kiri). Dalam RDP bersama Komisi III DPR RI, Kamis (6/2/2025), Kombes Dede mengungkapkan Valyano Boni pernah berbohong mengenai riwayat pendidikan militer. Dalam hal itu, Kodiklatal TNI AL turun tangan mengirim surat untuk memberikan klarifikasi. 

Pertama, Ferren mengatakan Boni berteriak 'Brimob' saat berlari bersama siswa SPN Polda Jabar.

"Contoh, anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa, anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar (sebagai perilaku) NPD," jelas Ferren.

Contoh selanjutnya adalah, saat Boni meminta fasilitas kesehatan yang tak sesuai aturan SPN Polda Jabar.

Menurut Ferren, Boni meminta dirawat di RS Siloam saat akan menjalani operasi impaksi gigi.

"Merasa memiliki hak lebih. Kami dapat data dari SPN, Yang Bersangkutan tidak ingin dirawat di rumah sakit Polri saat impaksi gigi."

Baca juga: 4 Pelanggaran Valyano Boni hingga Berujung Dipecat dari SPN Polda Jabar, 2 di Antaranya Berat

"(Boni) ingin dirawat di Siloam, ingin mendapat fasilitas terbaik," urainya.

Selain NPD, Boni juga disebutkan melakukan eksploitasi interpersonal terhadap rekannya.

Pada suatu kesempatan, Boni dikatakan pernah meminta kepada rekannya, agar ia dipukul menggunakan sapu lidi.

Alasannya, Boni ingin menunjukkan kepada orang tua, ia menjadi korban pemukulan.

"Dengan maksud seolah dipukuli pengasuh. Karena dilakukan pemeriksaan tidak terbukti adanya pemukulan dan penculikan tersebut, Propam kami sudah melaksanakan pemeriksaan," kata Ferren.

Belum selesai melanjutkan pernyataannya, omongan Ferren lantas dipotong oleh Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

Menurut Sahroni, apa yang disampaikan Ferren merupakan luapan kebencian dan bukan faktual dari cerita yang terjadi.

"Ini sudah meluapkan kebencian. Ini nggak baik, nggak boleh, ini nggak bisa. Ini bukan faktual dari cerita yang terjadi, ini hanya kebencian."

"Masa menuduh si ini nggak bener si itu nggak bener, apa Ibu bener? Belum tentu," kata Sahroni.

Hasil Pemeriksaan Dikatakan Sehat

Terkait Valyano Boni Raphael yang diduga mengidap NPD, sang ibu, Veronica Putri Amalia, membantahnya.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved