Jumat, 15 Agustus 2025

Manfaatkan Data Jadi Jurus Unilever Indonesia Tetap Relevan di Pasar

Dalam industri FMCG yang kompetitif, relevansi di pasar menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang. 

Editor: Dodi Esvandi
HANDOUT
MANFAATKAN DATA - Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk Padwestiana Kristanti (Esti) dalam sesi one on one di Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025. Dalam diskusi bertajuk “Data-Driven Innovations in Fast Moving Markets”, Esti mengungkapkan Unilever Indonesia melihat pemanfaatan data yang efektif dapat menjadi strategi utama dalam menghadapi perubahan tren dan kebutuhan konsumen. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) yang kompetitif, relevansi di pasar menjadi kunci utama bagi perusahaan untuk terus bertahan dan berkembang. 

Hal itu diungkapkan oleh Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk Padwestiana Kristanti (Esti) dalam sesi one on one di Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2025.

Dalam diskusi bertajuk “Data-Driven Innovations in Fast Moving Markets”, Esti mengungkapkan Unilever Indonesia melihat pemanfaatan data yang efektif dapat menjadi strategi utama dalam menghadapi perubahan tren dan kebutuhan konsumen.

“Data yang paling penting, paling relevan, di sini adalah data perilaku konsumen, apa yang jadi kebutuhan konsumen, dan juga tren apa yang sedang ada di dalam market,” kata sosok yang akrab disapa Esti, Selasa (18/2/2025).

Ia juga menuturkan Unilever menerapkan sejumlah metode untuk dapat membaca tren dan perilaku pasar.

Melalui external survey misalnya, dengan mengumpulkan data-data dari market research.
Kemudian data yang sekarang paling penting adalah social listening di mana perusahaan mendengarkan konsumen.

Baca juga: Kata Pakar soal Tujuan Strategis Unilever Jual Lini Bisnis Es Krim Rp 7 Triliun

“Kemudian bisa juga dari FGD (focus group discussion), market visit, kemudian dengan talk to the community, itu bagaimana kita bisa mendapatkan data,” jelasnya dalam diskusi di St.Regis Jakarta tersebut.

Namun, ia menegaskan, data tanpa interpretasi yang tepat tidak akan memberikan nilai tambah.
Data yang dihimpun perlu ditafsirkan untuk kemudian dijadikan acuan bagi perusahaan untuk mengambil langkah bisnis.

Terkait hal ini, Esti membeberkan salah satu keberhasilan Unilever Indonesia yakni kala meluncurkan produk kecantikan Vaseline Gluta-Hya Serum.

Esti bertutur bahwa saat itu Unilever menyimak perilaku konsumen yang tengah gandrung dengan produk berbasis serum.

Peluncuran produk yang sesuai dengan tren dan kebutuhan konsumen akan membantu sebuah perusahaan untuk tetap relevan di pasar.

Contoh lainnya adalah bagaimana Unilever Indonesia meluncurkan produk-produk ‘tier 2’ atau varian lebih terjangkau dari produk-produk premiumnya untuk memungkinkan produk Unilever dapat diakses oleh masyarakat kelas menengah dan bawah.

Hal itu dilakukan setelah mengamati tren penurunan pembelian di segmen masyarakat kelas menengah.

“Itu juga yang menjadi salah satu acuan kita dalam bagaimana kita meluncurkan produk kita karena kita juga harus relevan in the market, produk kita bisa dibeli oleh masyarakat dari semua segmen. Maka dari itu salah satu strategi kita adalah memastikan bahwa produk kita itu ada di semua segmen konsumen,” katanya.

Sebagai perusahaan besar dengan 8 pabrik, lebih dari 40 merek, dan melayani 600 distributor, Unilever menghadapi tantangan besar dalam mengelola data agar tetap akurat, efisien, dan bermanfaat.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan