Sahroni Sebut Kematian Pandu akibat Ditendang Bentuk Arogansi Polisi yang Tak Dapat Ditolerir
Ahmad Sahroni menegaskan kasus penganiayaan Pandu Brata oleh oknum polisi sebagai bentuk arogansi yang tidak dapat ditoleransi.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Dewi Agustina
"Di Polsek Simpang Empat, Pandu menjalani tes urine sebanyak dua kali. Hasil tes pertama menunjukkan negatif narkoba, namun hasil tes kedua tidak jelas. Namun, pihak kepolisian akhirnya menyatakan hasil positif narkoba," ujar Ady.
Dibawa ke RS oleh Keluarga, Ada Darah di Ulu Hati dan Lambung Korban
Keesokan harinya yaitu pada Minggu (9/3/2025) pukul 10.00 WIB, Pandu pun dijemput keponakannya, Arlitua Manurung dan rekannya, Sahat.
Kemudian, Pandu dibawa ke rumah sakit. Namun, karena pada saat itu hari Minggu, maka tidak ada dokter yang bisa menangani.
Pandu pun baru menjalani pemeriksaan keesokan harinya pada Senin (10/3/2025) pukul 07.00 WIB.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ada bercak darah di ulu hati dan lambung Pandu. Nahas, Pandu dinyatakan meninggal dunia pada Senin sore pukul 16.30 WIB.
"Hasil rontgen menunjukkan terdapat bercak darah di ulu hati dan lambung korban yang mengindikasikan adanya pendarahan. Pada siang hari, kondisi korban memburuk, dan pada pukul 16.30 WIB, Pandu dinyatakan telah meninggal dunia," ujar Ady.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.