Rabu, 19 November 2025

Pemain Sirkus dan Kehidupannya

Seribu Jeritan Eks Pemain Sirkus di Balik Gemerlap Pertunjukan: Penyiksaan hingga Pelecehan Seksual

Ia masih mengingat momen bagian alat vital dirinya disetrum hingga lemas usai tertangkap pihak sekuriti.

|
Tribunnews/Jeprima/KOMPAS.COM /KIKI SAFITRI
TAMAN SAFARI INDONESIA - Butet menangis ceritakan kisah pilu saat bekerja di sirkus, bahkan saat sedang hamil dan setelah melahirkan. 

Di samping Fifi, ada rekannya bernama Ida yang juga menceritakan kisah kelamnya selama menjadi pemain sirkus OCI.

Dengan suara rendah, Ida mengenang saat dirinya terjatuh dari ketinggian 13-14 meter saat melakukan atraksi di Bandar Lampung, Lampung pada tahun 1989.

Ironisnya, setelah jatuh, pihak sirkus tidak langsung membawanya ke rumah sakit. Saat itu, dirinya hanya dipijat di belakang panggung.

Baca juga: Komnas HAM Temukan Dokumen Lama yang Tunjukkan Sirkus OCI Pernah Dimiliki TNI AU

Setelah berjam-jam, akhirnya dirinya dibawa ke rumah sakit. 

"Satu malaman saya menunggu rasa sakit, belum ditangani sama dokter. Pagi baru mendapat penanganan, digips. Digips itu saya sudah tidak merasa sakit, karena mungkin dibius," kisahnya sambil menggerakkan kursi roda yang kini menjadi alat bantu setelah insiden tersebut.

Setelah digips, dirinya dibawa pihak OCI ke Jakarta untuk menjalani operasi dan terapi. Ia kemudian tak lagi menjadi pemain sirkus.

Dalam keterbatasan fisik, Ida kemudian bekerja dalam naungan manajemen Taman Safari dengan kondisi menggunakan kursi roda.

Pada tahun 1997 ia akhirnya mengajukan diri untuk keluar dari Taman Safari.

Diasingkan oleh kondisi fisiknya, ia kini berjuang lebih dari sekadar menciptakan kembali identitasnya.

“Setelah saya keluar, saya diminta buat surat pengunduran diri. Padahal saya pikir untuk apa saya bikin, karena saya sebetulnya kan bagian dari keluarga katanya. Tapi, saya dipaksa membuat surat sebelum saya meninggalkan Taman Safari. Jadi setelah saya tanda tangan, saya diizinkan keluar, tapi saya tidak menerima apa-apa. Jadi saya keluar, tidak dapat satu rupiah pun, saya keluar meninggalkan Taman Safari pada saat itu seperti itu gitu,” katanya.

Disebut Anak yang Dijual dan Dihalangi Mencari Orangtua Kandung

SIRKUS OCI - Suasana Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi XIII DPR dengan Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Dalam RDPU tersebut, Komisi XIII DPR berkomitmen untuk mendalami laporan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Oriental Circus Indonesia terhadap para anggotanya pada periode 1970-1990. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
SIRKUS OCI - Suasana Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi XIII DPR dengan Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (23/4/2025). Dalam RDPU tersebut, Komisi XIII DPR berkomitmen untuk mendalami laporan dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Oriental Circus Indonesia terhadap para anggotanya pada periode 1970-1990. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mantan pemain sirkus OCI lainnya, Lisa, berbagi cerita beban yang tak lebih ringan. 

Ia mengaku pihak OCI melarang bertemu keluarga kandungnya hingga disebut anak yang dijual.

Menurut pengakuannya, istri dari Jansen Manansang, seorang pengelola sirkus OCI, mengatakan bahwa dirinya adalah anak yang telah dijual oleh orang tuanya.

“Setelah usia saya 12 tahun, saya minta sama Pak Tony untuk dipertemukan dengan keluarga saya. Tapi Tony bilang, nanti suatu saat kalau kamu ada waktunya, kamu akan saya pertemukan. Setelah 15 tahun, saya juga minta lagi dengan Ibu Yansen. Kita panggil dia Sausau. Sau, saya ingin ketemu orang tua saya. Sausau terus bilang, kamu itu dijual. Kamu itu anak yang dijual. Saya sedih dari saat itu,” ungkapnya.

Lisa juga mengaku bahwa ia tidak diizinkan untuk memiliki KTP pada usia 17 tahun.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved