Wacana Pergantian Wapres
Mahfud MD Akui Kenal Baik dengan Try Sutrisno yang Dukung Pemakzulan Gibran: Beliau Sangat Patriotik
Mahfud MD mengaku kenal baik dengan Try Sutrisno, bahkan ia mengatakan sudah sering bersama sejak 2016 silam karena sama-sama di BPIP.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Febri Prasetyo
Bahkan, Mahfud juga menceritakan bahwa Sutrisno sampai berterima kasih kepadanya karena sudah pernah memimpin Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
"Jadi orangnya ini sangat baik terhadap republik ini, kecintaannya," pungkasnya.
Komentar Mahfud soal Pemakzulan Gibran
Tentang pemakzulan Gibran, Mahfud menganggap hal tersebut akan sangat sulit secara politik.
Bukan tanpa alasan Mahfud berkata demikian. Sebab, kata dia, koalisi Prabowo Subianto-Gibran saat ini sangat besar, bahkan sudah mencapai 81 persen.
Sementara, jika ingin memakzulkan presiden dan/atau wakil presiden, harus dimulai dulu dengan sidang pleno DPR, di mana setidaknya harus dihadiri 2/3 anggota.
Apabila melihat dominasi kekuatan politik koalisi Prabowo-Gibran tersebut, menurut Mahfud, sidang pleno itu sangat sulit terwujud.
"Usul pemakzulan Gibran itu secara teoritis ketatanegaraan bisa, tapi secara politik akan sulit," ucapnya, dikutip Tribunnews dari Youtube Mahfud MD Official, Rabu (7/5/2025).
"Enggak mungkin (bisa dilakukan pemakzulan) secara politik. Karena sekali lagi koalisinya (Prabowo-Gibran) sudah 81 (persen)," kata Mahfud.
Mahfud pun menjelaskan, secara ketatanegaraan, terdapat enam hal yang membuat presiden dan/atau wakil presiden dapat dimakzulkan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7A Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Dalam pasal tersebut berbunyi: Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Meski nantinya DPR dapat menggelar sidang pleno tersebut, Mahfud menjelaskan prosesnya masih panjang lagi di Mahkamah Konstitusi (MK).
Setelah dari MK, lanjut dia, dikembalikan lagi ke DPR untuk kemudian diusulkan ke MPR.
Maka dari itu, Mahfud menyebut pemakzulan Gibran itu sangat tidak mungkin secara politik.
"Jadi secara hukum mungkin. Secara politik akan sangat tidak mungkin," ujar Mahfud.
Kendati demikian, Mahfud menilai tidak ada yang hitam putih dalam politik.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.