Selasa, 9 September 2025

Bahan Peledak Kedaluwarsa Maut di Garut

Imparsial Sebut Ledakan Amunisi di Garut karena TNI Sibuk Urus Masalah Sipil Ketimbang Pertahanan

Imparsial menyebut peristiwa ledakan amunisi afkir di Garut, Jawa Barat menunjukkan adanya masalah yang lebih besar terkati ketidakprofesionalan TNI.

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
dok.
SUMUR AMUNISI - Foto diduga sumur tempat pemusnahan amunisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Senin (12/5/2025). Imparsial menyebut peristiwa ledakan amunisi afkir di Garut, Jawa Barat menunjukkan adanya masalah yang lebih besar terkati ketidakprofesionalan TNI. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra menyebut peristiwa ledakan amunisi afkir di Garut, Jawa Barat menunjukkan adanya gejala masalah yang lebih besar terkati ketidakprofesionalan TNI.

Menurut Ardi, ketidakprofesionalan TNI ini sebagai imbas dari terlampau jauhnya tentara ditarik dalam urusan non-pertahanan, sehingga urusan - urusan yang menjadi tugas pokok dan fungsi TNI terabaikan.

"Imparsial menilai peristiwa jatuhnya korban jiwa dalam disposal amunisi afkir menunjukan adanya gejala masalah yang lebih besar, yakni ketidak-profesionalan TNI akibat terlampau jauh ditarik dalam urusan-urusan non-pertahanan," kata Ardi dalam keterangannya, Selasa (13/5/2025).

Ardi kemudian mengungkit keterlibatan TNI dalam ranah sipil seperti penanganan kenakalan siswa, program Makan Bergizi Gratis (MBG), program swasembada pangan, hingga menjadi penjaga gedung kejaksaan.

Menurutnya keikutsertaan TNI dalam urusan ini berkesinambungan dengan peningkatan potensi kelalaian pada tugas utamanya.

"Kecenderungan menarik TNI untuk terlibat dalam urusan-urusan sipil adalah ancaman serius bagi profesionalisme TNI yang mengakibatkan TNI menjadi lalai dan menggerus keahlian TNI dalam tugas utamanya sebagai alat pertahanan negara," katanya.

Ardi menyebut tragedi ledakan yang terjadi di Garut sebagai bentuk inkonsistensi penataan wilayah pertahanan. Imparsial melihat sinyal kuat adanya kelalaian dalam proses SOP disposal amunisi afkir tersebut.

Adanya korban jiwa dari warga sipil perlu ditelisik khususnya terkait pengamanan area dan informasi kepada warga sekitar.

"Keberadaan warga sipil yang berada dalam jarak bahaya menunjukkan lemahnya pengamanan dari pihak TNI dan kurangnya sosialisasi kepada warga tentang jarak dan batas aman lokasi disposal," kata Ardi.

Sebagai informasi terjadi ledakan saat peristiwa pemusnahan amunisi afkir di kawasan Pantai Sagara, Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia, diantaranya 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil. 

Korban tewas sebanyak 13 orang yang terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.

"Kami dari pemerintahan desa tidak menerima warga kami dianggap memulung," kata Doni David, Selasa (13/5/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Menurut Doni, warganya tidak mungkin memulung karena lokasi pemusnahan itu dijaga ketat.

"Tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," lanjut dia.

Doni David mengungkapkan, selama ini warganya dipercaya TNI untuk membantu proses pemusnahan amunisi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan