Kereta Cepat
5 Poin Pernyataan Jokowi soal Proyek Whoosh, Sebut Bukan Cari Laba hingga Soroti Dampak Kereta Cepat
Mantan Presiden Joko Widodo menanggapi soal polemik utang Kereta Cepat Jakarta–Bandung atau Whoosh: bukan cari laba.
Ringkasan Berita:
- Proyek Whoosh yang terlilit utang triliunan rupiah hingga tak ditanggung dari APBN menjadi perbincangan.
- Jokowi menilai, proyek kereta cepat Whoosh tak semata-mata bertujuan mencari laba, melainkan untuk mengurai kemacetan.
- Whoosh merupakan Kereta Cepat Jakarta–Bandung yang diresmikan Jokowi pada Senin (2/10/2023) lalu.
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menanggapi soal proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) atau Whoosh yang diresmikan era pemerintahannya.
Baru-baru ini, perbincangan soal proyek Whoosh terlilit utang triliunan rupiah hingga tak ditanggung dari Anggaran Pembangunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi sorotan.
Whoosh merupakan Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) yang diklaim tercepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.
Proyek Kereta Cepat Whoosh diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (2/10/2023) lalu, di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur.
Kini, sejumlah pihak menyoroti proyek kereta cepat Whoosh yang diinisiasi era kepemimpinan Jokowi.
Pernyataan Jokowi soal Whoosh
1. Singgung Masalah DKI Jakarta
Dalam pernyataannya pada Senin (27/10/2025) kemarin, Jokowi menyinggung soal permasalahan DKI Jakarta dan sekitarnya yang menghadapi kemacetan selama puluhan tahun.
“Kita harus tahu dulu masalahnya. Di Jakarta, kemacetan sudah parah, bahkan sejak 30–40 tahun lalu."
"Jabodetabek, termasuk Bandung juga menghadapi kemacetan yang sangat parah,” ucapnya di Solo, Jawa Tengah.
Dari faktor kemacetan tersebut, Jokowi merinci kerugian yang ditanggung negara.
“Dari kemacetan itu, negara rugi secara hitung-hitungan. Di Jakarta saja kira-kira Rp65 triliun per tahun. Kalau Jabodetabek plus Bandung, kira-kira di atas Rp100 triliun per tahun,” ungkap Mantan Wali Kota Solo itu.
2. Kereta Cepat Jadi Solusi Urai Kemacetan
Menurut Jokowi, transportasi umum termasuk kereta cepat menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan tersebut.
“Untuk mengatasi itu, dibangun MRT, LRT, Kereta Cepat, sebelumnya lagi KRL dan Kereta Bandara."
"Tujuannya agar masyarakat beralih dari kendaraan pribadi seperti mobil atau sepeda motor ke transportasi massal (MRT, LRT, Kereta Cepat), sehingga kerugian akibat kemacetan bisa dikurangi,” jelas Jokowi.
3. Whoosh Bukan untuk Cari Laba
Oleh sebab itu, Jokowi menegaskan, proyek kereta cepat Whoosh tak semata-mata bertujuan mencari laba, melainkan untuk mengatasi masalah kemacetan di ibu kota.
“Prinsip dasar transportasi massal atau transportasi umum adalah layanan publik, bukan mencari laba,” tutur ayahanda dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka itu.
4. Ada Keuntungan Sosial dari Proyek Whoosh
Kereta Cepat
| Mirip dengan Luhut, Jokowi Kembali Tegaskan Whoosh Bukan untuk Cari Untung |
|---|
| Bahas soal Dugaan Korupsi di Proyek Whoosh, Projo Sebut Isu Apapun Dipakai untuk Serang Jokowi |
|---|
| Diminta KPK Lapor Dugaan Mark-up Proyek Whoosh, Mahfud MD: Saya Tak Ada Kewajiban Melapor |
|---|
| Whoosh dan Utang Rp116 Triliun, Pakar Yakin KPK Sedang Selidiki Dugaan Korupsi, Jokowi Terseret? |
|---|
| Mahfud MD Dicap 'Sengkuni' usai Kritik Whoosh, PSI Ungkit Peran Jokowi Tunjuk Menkopolhukam |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.