Program Makan Bergizi Gratis
Beda dengan Prabowo, Kepala BGN Akui Kasus Keracunan MBG karena Ada Bahan Baku Tak Layak Saji
Kepala BGN mengakui bahwa salah satu faktor terjadinya keracunan MBG di sejumlah daerah karena bahan baku tak layak saji.
"Kemudian dapurnya kita buat sehigienis mungkin dan bahkan di beberapa tempat sudah dengan empoksi dan tidak ada satu lantai yang ada sekatnya."
"Jadi kita butuh satu blok sehingga mudah dibersihkan dan seluruh bahan dan juga peralatan yang kita gunakan berbasis stainless steel. Ini salah satu yang memang standar kita," ujar Dadan.
Khusus untuk SPPG, Dadan ingin agar dirancang berbasis semi industri di mana adanya ruang penyimpanan untuk bahan baku basah dan kering.
Dia juga meminta agar tiap alat masak digunakan untuk peruntukannya dan melarang adanya pengguanaan satu alat untuk berbagai macam bahan baku.
"Jadi misalnya talenan yang digunakan untuk daging itu tidak boleh digunakan untuk sayur dan sehingga masing-masing ada peruntukannya termasuk pisau dan lain-lain," jelasnya.
Dadan juga mengatakan demi meningkatkan kualitas program MBG, pihaknya tengah menyusun sertifikasi untuk SPPG.
Dia mengungkapkan hal tersebut ditargetkan akan selesai paling lambat Juli 2025.
"Sehingga nanti setiap SPPG akan tersertifikasi apakah laik atau tidak bahkan mungkin bisa keluar akreditasinya, apakah itu unggul baik sekali atau baik," pungkasnya.
Prabowo Sebut Keracunan MBG karena Ada Siswa Makan Tak Pakai Sendok
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengeklaim terjadinya keracunan MBG di sejumlah daerah karena ada siswa makan tidak memakai sendok.
Dia mencontohkan ada 30 anak yang mengonsumsi MBG, tetapi ada 10 siswa tidak menggunakan sendok.
Prabowo mengatakan makan tidak menggunakan sendok adalah penyebab anak keracunan.
"Tidak salah karena dia terbiasa makan tidak pakai sendok. "
"Namun, kami mendidik dia untuk cuci tangan. Jadi bisa saja yang keracunan adalah hal-hal seperti itu. Sepele, tapi mendasar," kata Prabowo dalam rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).
Selain kaitannya dengan tradisi dan kebiasaan makan menggunakan tangan, Prabowo menduga kasus keracunan masih terjadi karena ada siswa yang belum terbiasa mengonsumsi susu sebagai salah satu menu dalam program makan bergizi gratis.
Menurutnya, membiasakan siswa atau anak-anak untuk minum susu membutuhkan waktu.
"Masalah itu dia enggak pernah minum susu. Kami kasih susu dia butuh waktu penyesuaian," kata Prabowo.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Rizkianingtyas Tiarasari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.