Sabtu, 6 September 2025

Peringatan 108 Tahun Profesor Sumitro, Buah Pikiran Sang Begawan Ekonomi Tetap Relevan hingga Kini

Sumitro Center diposisikan sebagai sebuah think tank nasional kelas utama, profesional dan independen.

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
SUMITRO CENTER - Acara peluncuran Sumitro Center dan Peringatan 108 tahun Begawan Ekonom Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo di Museum Juang Taruna, Kota Tangerang, Kamis, 29 Mei 2025. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh, pengusaha dan ekonom. 

Prof Sumitro pro terhadap pasar domestik, pro terhadap pelaku ekonomi mikro dan UMKM, dan juga pro terhadap kemandirian dan independensi serta mengembangkan tangga industri sendiri.

Dalam banyak langkahnya, Sumitro menggabungkan mazhab ekonomi, misalnya lebih terbuka terhadap investasi, modal asing, transfer teknologi hingga membuka diri terhadap impor maupun export. Strategi ekonomi yang lebih terbuka dan adaptif terhadap situasi saat itu.

"Saat itu dunia menuju integrasi ekonomi yaitu globalisasi. Globalisasi menjadi jargon utama. Tapi sekarang tahun 2025 ini, kita mengalami episode sejarah yang berbeda.

Kita sedang berada di situasi dimana semua negara menjadi selfish. Sekarang negara ingin mengurus dirinya sendiri, tidak lagi mau memberikan peluang bagi negara lain," ujar Harryadin.

Baca juga: Keponakan Prabowo Subianto: Danantara Bukan Hal Baru, Ini Impian Soemitro Djojohadikusumo

Indonesia saat ini mulai memproteksi pasarnya sendiri. Misalnya Indonesia meminta pihak Apple untuk membuat TKDN yang signifikan agar produk Iphone bisa dipasarkan di sini.

Indonesia juga mencoba lebih independen dengan membangun tangga industri sendiri, misalnya dengan hilirisasi di industri mineral.

Jika kita kaitankan pemikiran Profesor Soemitro dengan kebijakan Presiden Prabowo, ini erat kaitannya. Salah satunya program Makan Bergizi Gratis.

"Program ini sangat sosialis sekali. Jadi bisa dibilang ini kembali kepada ajaran dan pemikiran Profesor Sumitro bahwa tugas utama negara adalah menjadi agen distribusi kekayaan kepada rakyatnya."

"Jadi ukuran keberhasilan negara, apabila bisa mendistribusikan kekayaan secara merata dan adil kepada rakyatnya," ungkap Harryadin. 

Dia menilai saat ini Indonesia belum punya roadmap agar negara ini mendistribusikan kekayaannya.

"Saya rasa Presiden Prabowo pun melihat bahwa negara harus semakin berani dan agresif dalam perannya, untuk mendistribusikan kekayaan negara ini kepada masyarakat, terutama masyarakat yang paling bawah. Supaya kesenjangan semakin turun dan tujuan bernegara itu sendiri tercapai," kata Harryadin.

Selain menjelaskan pemikiran Profesor Sumitro, Harryadin juga menjelaskan bahwa dalam rangka memperingati 108 tahun Profesor Sumitro, maka pada 4 Juni 2025 mendatang akan diluncurkan lembaga think tank bernama The Sumitro Center atau singkatnya Sumítro Center.

"Sumitro Center akan menjadi wadah bagi para ekonom masa depan Indonesia," ungkapnya.

Dia menambahkan, sangat disayangkan ekonom-ekonom muda lebih banyak terpapar pemikiran-pemikiran tentang globalisasi, liberalisasi, neoliberal, dan kapitalisme. "Hanya sedikit yang bicara ekonomi kooperasi, misalnya lembaga mikro, keuangan mikro dan sebagainya," kata Harryadi.

"Karena itu, kita kumpulkan kembali di Soemitro Center, kita minta mereka merefleksikan lagi dan kemudian mencari jati diri baru, bahwa ekonomi Indonesia itu seperti apa?"

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan