Sabtu, 6 September 2025

Peringatan 108 Tahun Profesor Sumitro, Buah Pikiran Sang Begawan Ekonomi Tetap Relevan hingga Kini

Sumitro Center diposisikan sebagai sebuah think tank nasional kelas utama, profesional dan independen.

|
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
SUMITRO CENTER - Acara peluncuran Sumitro Center dan Peringatan 108 tahun Begawan Ekonom Prof. DR. Sumitro Djojohadikusumo di Museum Juang Taruna, Kota Tangerang, Kamis, 29 Mei 2025. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh, pengusaha dan ekonom. 

"Jadi Sumitra Center menjadi lembaga think tank yang independent dan bermartabat. Tidak tergantung siapapun nanti pemerintahnya," tegas Harryadin.

Sementara itu, Stephen Ng, CEO WIR Group mengatakan senang menjadi mitra dari Sumitro Center khusus di bidang teknologi.

"Kami berusaha semaksimal mungkin. untuk bisa bersama-sama membangun konten-konten imersif dalam rangka mengedukasi anak-anak muda usia sekolah. Karena untuk menjadi ekonom harus diinspirasi dari sejak kecil."

"Salah satu bentuk inisiasi dengan meluncurkan Sekolah VR Keliling. Kenapa melalui media imersif?" kat Stephen.

"Sekali lagi karena kami melihat keunggulan dari media imersif tersebut. Pemahaman terhadap sebuah topik bisa lebih cepat dipahami oleh anak-anak muda melalui pebelajaran di dunia imersif," kata Stephen lagi,

"Lalu kami juga melihat anak-anak Indonesia ini harus selalu diajak untuk bisa merangkul teknologi karena saingannya ke depan nanti tentunya adalah teknologi itu sendiri," lanjut Stephen.

Dr. Ir. Kun Wardana Abyoto, Ahli Fisika Kuantum, Pakar Al, dan Calon Wakil Gubernur Jakarta Pilkada 2024, mengatakan bahwa Artificial Intelligence (Al) atau kecerdasan buatan punya dua sisi.

"Jadi kubu yang melihat bahwa Al ini, sebagai teknologi yang bisa membuat Indonesia menjadi mercusuar dunia. Tapi di sisi lain ada yang melihat Al ini sebagai ancaman ya," kata Kun.

Karena melihat dua sisi ini, Kun mengajak untuk memperkuat akhlak dan adab sejak kecil.

"Teknologi justru meningkatkan bisa kemampuan seseorang. Untuk itu kita perlu membangun Al. Saya sebut sebagai Al Pancasila, Al Nusantara, Al Nasional, yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keadilan, nilai-nilai ketuhanannya. 

"Dengan nilai kemanusiaan, jadi orientasi kepada kemanusiaan bukan profit, orientasi kepada persatuan bukan memecah belah, orientasi kepada kerakyatan bukan sebaliknya. Dan nilai-nilai keadilan, bagaimana semuanya ini bisa merata untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Kun.

"Tetapi jangan salah, bisa jadi arah yang dituju itu salah. Kita ibarat kura-kura, kita belum terlambat. Kita masih bisa maju dengan arah yang tepat, arah kebijaksanaan tadi," imbuhnya.

Kun yakin, anak-anak muda bangsa Indonesia harus memiliki kebijaksanaan. "Menggunakan Al dengan bijak. Al bukan untuk mengantikan manusia tetapi Al untuk bisa membuat manusia-manusia Indonesia ini menjadi utuh," terang Kun.

Redi Kalingga sebagai Fellow di Sumitro Center menyampaikan bahwa Profesor Sumitro bukan sekadar begawan ekonomi tapi seorang patriot dan lahir dari keluarga patriot. Jiwa patriotisme itu yang ingin kita warisi juga.

"Profesor Sumitro berperan sebagai menteri di era pemerintahan Soekarno maupun Presiden Soekarno," ujar Reddy,

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan