Napi Kabur dari Lapas Nabire
19 Napi Lapas Nabire Papua Tengah Kabur, DPR Sebut Sistem Pengamanan Lemah
DPR soroti lemahnya sistem pengamanan di Lapas dan Rutan buntut kaburnya 19 napi Lapas Nabire Papua Tengah.
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira, menyoroti lemahnya sistem pengamanan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan (rutan) di Indonesia menyusul insiden kaburnya 19 narapidana dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah, pada Senin (2/6/2025).
Menurut Andreas, peristiwa serupa kerap terjadi di berbagai lapas, menunjukkan persoalan sistemik yang belum ditangani secara serius.
"Kejadian kerusuhan, Napi melarikan diri, penggunaan narkoba, miras di Lapas/Rutan seolah sudah menjadi peristiwa rutin di berbagai Lapas di Indonesia," kata Andreas saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (3/5/2025).
"Ini pasti ada yang salah dalam sistem pembinaan, pengamanan Lapas/Rutan kita," ujarnya menambahkan.
Andreas menyebut, sebelum masa reses DPR, pertengahan Mei lalu Komisi XIII telah memanggil jajaran Kantor Wilayah Kementerian Imigrasi dari seluruh Indonesia dalam dua gelombang pertemuan: Kanwil wilayah Indonesia Barat dan wilayah Timur.
Dari rangkaian rapat tersebut, ditemukan sejumlah persoalan mendasar dalam tata kelola pemasyarakatan nasional.
"Dari rapat ini memang ditemukan banyak hal yang perlu dibenahi dari Lapas dan Rutan; soal kekurangan daya tampung, sistem pengamanan yang lemah dengan infrastruktur pengamanan yang tidak mendukung, personil pengamanan yang tidak terlatih," ujar Andreas.
Baca juga: DPR Sorot Kasus Napi Kabur Dari Lapas Nabire, Usul Petugas di Daerah Konflik Dipersenjatai Lengkap
Oleh karena itu, Andreas menambahkan bahwa Komisi XIII DPR telah membentuk panitia kerja (Panja) Lapas.
"Sehingga rapat kemudian memutuskan untuk membentuk Panja Lapas untuk mendalami permasalahan Lapas," ungkapnya.
Sementara itu, Kaops Satgas Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani berkomitmen akan menindak tegas para narapidana yang kabur dari Lapas Kelas IIB Nabire, Papua Tengah.
Menurutnya, tim gabungan Satgas Damai Cartenz dan Polda Papua Tengah serta instansi terkait akan memburu para napi yang kabur tersebut.
"Semua napi yang kabur akan ditindak tegas sesuai prosedur,” kata Faizal dalam keterangannya, Senin (2/6/2025).
Aksi pelarian itu berawal dari salah satu napi yang merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Puncak tiba-tiba menyerang petugas menggunakan parang panjang yang diduga disembunyikan di balik punggung.
Parang tersebut didapatnya diduga berasal dari dalam lapas dan biasa digunakan untuk memotong kayu bakar.
Akibat penyerangan itu, sebanyak tiga petugas lapas yakni Rahman, Yan Nawipa, Jhosua Epimes mendapatkan sejumlah luka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.