8 Hal Tentang Nimbus, Varian Baru Covid-19 yang Kini Menyebar di 22 Negara
Mulai pertengahan April 2025sirkulasi varian LP.8.1 mulai berkurang, dan varian baru NB.1.8.1 atau Nimbus mulai meningkat dan menjadi perhatian dunia.
Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Varian nimbus atau NB.1.8.1 dikaitkan dengan peningkatan kasus covid-19 di beberapa negara.
Berikut 8 hal tentang varian itu yang dirangkum oleh Adjunct Professor Griffith University Prof Tjandra Yoga Aditama.
1. Meningkat Sejak April
Laporan Disease Outbreak News WHO terbaru menyebutkan, mulai pertengahan April 2025 maka sirkulasi varian LP.8.1 mulai berkurang dan varian baru NB.1.8.1 mulai meningkat, dan kini mendapat perhatian penting dunia dan diberi nama varian Nimbus.
2. Masuk Daftar WHO
Karena perkembangannya maka WHO lalu memasukkan varian Nimbus NB.1.8.1 sebagai “variant under monitoring (VUM)”.
Perlu diingat waktu Covid-19 sedang tinggi-tingginya maka WHO menetapkan tiga klasifikasi varian ini, yang paling berat adalah variants of concern (VOC) seperti Delta.
Lalu ada variants of interest (VOI) dan variants under monitoring (VUM).
Ketika itu situasi amat dinamis, yang VUM bisa berubah menjadi VOI dan yang VOI bisa berubah menjadi VOC, dan demikian juga sebaliknya.
3. Masih Berhubungan dengan Varian JN.1.
Secara genomik varian Nimbus ini berhubungan dengan XDV.1.5.1 dan kemudian dengan varian JN.1.
Bila dibandingkan dengan varian dominan lainnya yaitu LP.8.1 maka varian Nimbus NB.1.8.1 punya berbagai mutasi “spike” pada T22N, F59S, G184S, A435S, V445H, dan T478I.
4. Lebih Mudah Menyebar
Mutasi “spike” pada posisi 445 menunjukkan peningkatan keterikatan (“enhance binding affinity”) terhadap reseptor hACE2.
| Belajar dari Pandemi, PKS Luncurkan Gerakan Kader Sehat |
|
|---|
| 5.360 Anak Keracunan MBG, Pakar Bongkar Titik Rawan |
|
|---|
| Dokter hingga PT KAI Bersatu Tolak Usulan Nasim Khan soal Gerbong Khusus Merokok di Kereta Api |
|
|---|
| Target Indonesia Emas 2045, Tapi Ada Kasus Cacingan, Pakar Kesehatan: Itu Menyedihkan |
|
|---|
| Guru Besar FKUI: Jangan Anggap Enteng Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.