Konflik Iran Vs Israel
Mengenal Iron Dome Versi Indonesia, Sistem Pertahanan Udara NASAMS di Bawah Kendali TNI AU
Indonesia juga memiliki sistem pertahanan udara Iron Dome yang mirip punya Israel dan kini di bawah kendali TNI AU.
Penulis:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem pertahanan udara Israel Iron Dome jadi sorotan di tengah gempuran ratusan rudal Iran, dalam perang dua negara itu empat hari ini.
Dari banyak rekaman video memperlihatkan sejumlah besar rudal Iran mampu melewati Iron Dome tanpa gangguan dan menghantam target di darat.
Sejumlah bangunan hancur dan hingga kemarin Jerussalem Post mengatakan jumlah korban tewas secara keseluruhan di Israel meningkat menjadi 16 orang, termasuk ratusan orang luka-luka.
Iron Dome salah satu sistem pertahanan rudal canggih milik Israel yang selama ini digembor-gemborkan tidak mampu menangkis rudal canggih Iran.
Iron dome yang khusus dikerahkan untuk menghancurkan roket jarak pendek dan peluru artileri itu tak berkutik sama sekali.
Media pemerintah Iran IRNA, Selasa (17/6/2025), bahkan menyebut Iron Dome Israel telah diretas.
Baca juga: Israel Buang Uang Rp 1 Miliar untuk Lunakkan 1 Rudal Iran

Bagaimana di Indonesia apakah punya sistem pertahanan udara seperti Iron Dome?
Iron Dome berbentuk kubah besi yang amat kokoh.
Dia memiliki baterai sebagai peluncur roket yang akan menangkis serangan rudal Iran di udara.
Keunggulan Israel Defence Force atau IDF yang mampu membuat sistem pertahanan udara dengan begitu canggih itu sempat diakui dunia.
Di Indonesia, TNI AU juga memiliki sistem pertahanan udara yang tak kalah canggih dengan Iron Dome.

Dilansir dari file kompas.com pada 2021 lalu ditulis bahwa iron dome Indonesia adalah NASAMS atau National Advanced Surface to Air Missile System.
Situs Kemhan juga memperlihatkan penampakan NASAMS.
Ini adalah sistem persenjataan produk terbaru buatan Kongsberg Norwegia.
Selain Indonesia, Amerika Serikat (AS) dan Australia juga menggunakan NASAMS.
Selain canggih, NASAMS juga fleksibel menggunakan rudal peluncur lain seperti AIM-120 AMRAAM dan AIM-9 Sidewinder.
Di Indonesia, NASAMS terbaru yakni NASAMS 2 ditempatkan di wilayah Jawa (lokasinya disamarkan) dan berada di bawah kendali TNI AU.
TNI AU sering menyebutnya sebagai Satuan Peluru Kendali (Satrudal) NASAMS TNI AU.
Dimana Satrudal NASAMS TNI AU ini merupakan sistem pertahanan udara terutama untuk melindungi Ibu Kota Jakarta dengan persenjataan rudal jarak menengah.
Sistem pertahanan udara TNI AU itu terdiri dari radar, peluncur rudal, dan pos komando untuk mendeteksi ancaman serta mengeksekusi dengan rudal Advanced Medium Range Air to Air Missile (AMRAAM).
Konsepnya Sama dengan Iron Dome Israel
Konsepnya sama seperti Iron Dome Israel, maka Iron Dome versi TNI AU ini memantau mengidentifikasi, dan mengeliminasi sasaran berupa pesawat tempur, helikopter, rudal jelajah, dan drona (UAV) yang mendekati Ibu Kota.
Dilaporkan jarak tembak NASAMS 50 sampai ratusan kilometer.
Mengutip dari file kemhan.go.id, NASAMS didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara
Oleh karenanya, beberapa negara lain juga menggunakannya.
Misalnya Amerika Serikat (AS) yang menempatkan NASAMS untuk melindungi obyek vital di Washington DC, termasuk Gedung Putih
NASAMS adalah sebuah system pertahanan udara terintegrasi yang menggunakan rudal sebagai sarana penghancur sasaran di udara, dengan dukungan radar dan command post sebagai sarana deteksi dan eksekusi target.
Kemampuan NASAMS mengeliminasi sasaran di udara meliputi cruise missile, air to ground missile, fighter / fighter bomber, unmanned aerial vehicle dan helicopter.
Kemampuan ini sudah banyak terbukti dan teruji di beberapa medan pertempuran dan digunakan oleh beberapa negara di dunia.
NASAMS didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara.
NASAMS juga dilengkapi dengan kemampuan deteksi, identifikasi dan tracking terhadap target serta kemampuan mendeteksi adanya jammer yang dapat mengganggu operasional system NASAMS.
Secara garis besar, NASAMS terdiri atas Radar, Rudal dengan peluncurnya, Command Post dan sarana komunikasi.
Sekilas Iron Dome Israel Fungsinya Sama
Fungsi Iron Dome adalah untuk menghalau roket dan tembakan artileri jarak dekat sebagai antisipasi serangan ke Israel khususnya dari Palestina dan Iran.
Mengutip laman Missile Threat, sistem pertahanan ini berisi tiga elemen utama yakni ELM 2084 Multmission Radar (MMR), battle management and weapon control system (BMC), dan unit penembakan yang dilengkapi senjata roket pencegat Tamir.
Iron Dome dibuat layaknya peluncur roket dari darat.
Sistem ini memiliki empat roda yang bisa berpindah tempat.
Kemampuan lainnya yakni mampu mendeteksi serangan roket dari jarak 4 hingga 70 kilometer, kemudian meluncurkan roket pencegat Tamir yang akan menghancurkan roket penyerang di udara.
Roket pencegat Tamir memiliki spesifikasi panjang 3 meter, diameter 0,16 meter, dengan berat 90 kilogram.
Satu roket ini diperkirakan seharga 100 ribu Dollar AS (Rp1,4 miliar) dapat menempuh jarak hingga 40 kilometer.
Saat serangan rudal Iran yang begitu canggih dan telah dimodifikasi, Iron Dome Israel juga mulai kewalahan.
Sistem pertahanan Iron Dome diperkirakan menghabiskan dana hingga 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Satu unit Irone Dome disebut dapat menjaga area seluas 150 kilometer persegi.
Dalam perkembangannya, Iron Dome juga mendapatkan sokongan dari Amerika Serikat.
Meski teknologi ini dikembangkan oleh Israel, namun laporan juga menyebut Amerika Serikat turut mendanai pengembangan setelah beroperasi pada 2011.
Saat ini, Israel memiliki 10 unit Iron Dome yang ditempatkan di beberapa kota.
Tiap unitnya terdiri dari tiga hingga empat peluncur stasioner, 20 roket Tamir, dan radar medan perang.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com/Tribun Batam/Kemhan.go.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.