Kamis, 4 September 2025

Diplomat Muda Tewas di Menteng

Kematian Diplomat Muda Kemlu RI Arya Daru Pangayunan: Menilik Ada Apa di Balik Lilitan Lakban

Kasus kematian Arya Daru: selain upaya untuk membatasi gerakan korban, lilitan lakban memunculkan spekulasi adanya simbol pembungkaman.

Dok. Pribadi Arya Daru
DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Kondisi wajah dan kepala yang terlilit lakban warna kuning dalam kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (39), menuai sorotan sekaligus tanda tanya besar. 

Di Balik Lilitan Lakban

Kondisi wajah dan kepala Arya yang terlilit lakban dengan rapi pun menuai berbagai spekulasi atau interpretasi, dan mirip dengan kasus pembunuhan yang digambarkan di film atau novel bergenre crime fiction.

Meski sebenarnya, di dunia nyata, sempat ada beberapa kasus pembunuhan yang mana korbannya juga dilakban, seperti di Banten, Thailand, dan Amerika Serikat, dikutip dari Tribunnews.com.

Dalam sejumlah jurnal dan artikel, lilitan lakban pada korban kasus kriminal merupakan salah satu upaya pelaku untuk membuat korbannya tidak berdaya.

Misalnya, menurut artikel Sticking To The Facts: Forensic Science And Duct Tape (2023) yang ditulis Eric Douglas dan dirilis di wvpublic.org, lakban yang murah dan mudah ditemukan di toko bisa menjadi alat bagi pelaku kriminal untuk mencekik atau membatasi gerakan korban.

Penggunaan lakban bisa terjadi dalam kasus pembunuhan, penculikan, dan bahkan bunuh diri.

Lebih lanjut, lakban digunakan untuk membatasi gerakan, mencegah korban berteriak minta tolong atau mencegah orang lain mendengar korban, bentuk intimidasi pada korban, hingga upaya mengaburkan jejak dan mempersulit penyelidikan aparat.

DIPLOMAT KEMENLU TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup (kiri). Polisi melakukan oleh TKP di kos Daru di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). (Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra)
DIPLOMAT KEMENLU TEWAS - Foto Arya Daru Pangayunan semasa hidup (kiri). Polisi melakukan oleh TKP di kos Daru di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). (Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra) ((Dok. Pribadi Arya Daru/Tribunnews.com Rizki Sandi Saputra))

Spekulasi Publik

Selain upaya yang terang untuk membatasi gerakan korban, lilitan lakban memunculkan spekulasi adanya simbol pembungkaman.

Spekulasi mengenai pembungkaman fisik, termasuk dengan metode lilitan lakban, dapat berfungsi sebagai peringatan atau ancaman bagi orang lain berasal dari teori profil kriminal tentang niat, simbolisme, dan pola perilaku pelaku. 

Interpretasi simbolis tentang pembungkaman ini dinilai relevan dalam kasus yang melibatkan kejahatan terorganisir, pembunuhan berantai, atau pembunuhan sadis seksual, di mana perilaku seringkali membawa makna psikologis yang melampaui kegunaan.

Munculnya spekulasi tentang pembungkaman ini terjadi pula pada kasus kematian Arya Daru Pangayunan.

Sebagaimana pernah disinggung oleh Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto.

Dalam podcast Obrolan Waras di kanal YouTube pribadinya, Kamis (10/7/2025), Bambang Widjojanto menyebut kondisi jasad Arya yang mana wajahnya dibalut lakban merupakan simbol pembungkaman.

Pembungkaman yang dimaksud, bisa berhubungan dengan Arya sendiri atau ada pihak lain yang dicoba untuk diberi peringatan oleh pelaku, jika pun kasus kematian Arya ini terbukti sebagai kasus pembunuhan, sebagaimana diwartakan Tribunnews.com.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan