Kamis, 7 Agustus 2025

Menteri Agama Minta Guru Madrasah Naik Kelas Jadi Mursyid, Perantara Spiritual Salurkan Air Ilahi 

Nasaruddin Umar mendorong para guru madrasah untuk naik kelas dari sekadar pengajar menjadi mursyid atau pembimbing spiritual. 

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Igman Ibrahim
Acara Harlah ke-13 dan Rapimnas Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) di Hotel Bidakara, Jakarta pada Sabtu (19/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendorong para guru madrasah untuk naik kelas dari sekadar pengajar menjadi mursyid atau pembimbing spiritual. 

Nantinya, mereka diminta mampu menyalurkan ilmu yang bersumber dari nilai ketuhanan, bukan hanya kurikulum formal.

“Guru itu bukan cuma tempat mentransfer ilmu. Harus jadi mursyid, yang bisa mengalirkan nilai-nilai ketuhanan kepada anak-anak didiknya,” ujar Menteri Agama saat berbicara dalam Harlah ke-13 dan Rapimnas Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) di Hotel Bidakara, Jakarta pada Sabtu (19/7/2025).

Ia menjelaskan, dalam tradisi pendidikan Islam, mursyid memiliki makna lebih dalam dibanding guru biasa. 

Seorang mursyid bukan hanya menyampaikan pelajaran, tetapi juga membentuk karakter, spiritualitas, dan integritas peserta didik.

“Madrasah itu bukan hanya tempat belajar ilmu pengetahuan dari guru. Tapi tempat menyucikan diri, tempat mendapatkan ilmu dari Tuhan. Guru hanya mursyid, perantara,” katanya.

Nasaruddin kemudian mengibaratkan relasi antara Tuhan, guru, dan murid sebagai mata air, pipa, dan gelas. 

“Mata air itu Tuhan, pipa itu mursyid, gelas itu anak didik. Mursyid itu bukan hanya pendidik biasa, tapi perantara spiritual yang menyalurkan air ilahi kepada muridnya,” jelasnya.

Baca juga: Temui Menteri Agama, Gubernur Sultra Bahas STQH Hingga Pembangunan Embarkasi Haji

Menurutnya, peran guru madrasah di era sekarang harus diperluas agar tidak sekadar mengejar target akademik. Akan tetapi juga menanamkan akhlak dan nilai-nilai ilahiah. 

“Sekolah itu tempat mendapatkan ilmu dari guru. Tapi madrasah tempat mendapatkan ilmu dari Tuhan, lewat guru yang menjadi murshid,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia juga menekankan bahwa tidak semua pendidik bisa disebut mursyid. 

“Pendidik itu orang yang mengisi kognitif. Tapi murshid itu mentransformasi batin. Dia bukan sekadar tahu, tapi dia paham, hidup dalam ilmunya,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan