Kamis, 25 September 2025

Kronologi Penemuan Bocah 9 Tahun asal Lampung Tewas Dirudapaksa, Jasad Tergeletak di Bedeng

Berikut kronologi penemuan ZR bocah perempuan kelas 2 SD yang tewas setelah dirudapaksa petani tebu, ia ditemukan tanpa busana di sebuah bedeng

|
Editor: Salma Fenty
News Law
ILUSTRASI - Seorang pria di Lampung diduga merudapaksa bocah umur 9 tahun, ZR 

TRIBUNNEWS.COM - Kronologi penemuan ZR (9), bocah perempuan kelas 2 SD yang tewas setelah dirudapaksa petani tebu, Haryanto (40).

ZR ditemukan tewas ditutupi tikar di kamar bedeng di area perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa pada Minggu (22/6/2025) malam.

Kisah tragis yang dialami ZR ini sangat membuat orang tuanya terpukul.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu tewas dalam keadaan tanpa busana akibat mendapatkan kekerasan seksual.

Peristiwa ini pun membuat geger warga Kabupaten Tulangbawang, Lampung.

Pencarian ZR melibatkan seluruh warga kampung.

Inilah kronologi penemuan ZR melansir TribunnewsDepok yang mengutip tayangan podcast Youtube Denny Sumargo, Senin (21/7/2025). 

Denny Sumargo dikenal sebagai seorang konten kreator di YouTube melalui kanal "CURHAT BANG Denny Sumargo".

Di kanal ini, ia sering mengunggah konten berupa podcast yang menghadirkan berbagai narasumber, termasuk topik-topik seputar agama, kehidupan pribadi, dan isu-isu sosial. Denny juga dikenal sebagai mantan atlet basket dan aktor, yang menambah daya tarik kontennya. 

Kronologi ZR Ditemukan

Diketahui ZR dan orang tuanya tinggal di sebuah mes milik perkebunan tebu milik PT Indo Lampung Perkasa, Kabupaten Tulangbawang, Lampung.

Orangtuanya bekerja di anak perusahan PT Sugar Group Companies yang memproduksi Gulaku.

PT Sugar Group Companies mengelola total lebih dari 65.000 ha lahan perkebunan tebu di Lampung, sekitar setengah dari total luas perkebunan tebu Provinsi Lampung.

Baca juga: Pengacara RK Yakin Anak Lisa Mariana Bukan Darah Daging Kliennya Buntut Intervensi Revelino Diterima

Sehingga tidak heran jika perusahaan itu mempekerjakan banyak orang.

Para pekerja diberikan fasilitas tinggal di mes berwujud bedeng-bedeng dengan kamar mandi bersama, pun termasuk keluarga ZR.

ZR tinggal bersama orang tuanya, kakak serta adiknya.

Kejadian nahas yang dialami ZR ini bermula saat ia berada sendirian di rumah tanpa orang tua.

Pada Minggu (22/6/2025) pagi sekitar pukul 05.00 WIB, orang tua ZR tengah bersiap untuk berangkat pergi bekerja.

ZR yang juga sudah bangun berusaha membantu orang tuanya untuk mengangkat jemuran di depan rumah.

Bocah perempuan mungil itu lalu merapikan kamar dan membersihkan rumah.

Sekitar pukul 05.30 WIB, orangtua ZR berpamitan hendak berangkat bekerja dengan mengendarai motor.

Namun, sebelum sampai di pintu, Zahra berulangkali memanggil ibunya.

Pertama, ia menanyakan menu makan siang untuk adiknya.

"ZR tanya ke saya 'nanti siang adek mau makan apa buk?," tanya ZR ke ibunya.

"Ibu gak masak dek, nanti adek dimasakin telur atau kalau nggak mie," jawab ibu korban.

Kedua, ZR kembali memanggil ibunya dan menanyakan soal uang jajan untuk sang adik.

Ibu korban lalu mengatakan telah menyelipkan uang jajan Rp 10.000 untuk dibagi dua, ZR dan adiknya.

"Iya ibu taruh uang jajan  Rp 10.000, kamu bagi dua sama adek ya," ibunya.

Sang ibu lalu bergegas menunggangi motor, tapi ZR kembali memanggil ibunya untuk ketiga kalinya.

"Ibu nanti pulang jam berapa?" tanya ZR untuk yang ketiga kalinya.

Ibu bocah malang itu lalu menjawab akan pulang ke rumah sekitar pukul 13.30 WIB

ZR lalu mengantar orangtuanya ke depan rumah.

Terakhir, ZR kembali memanggil ibunya untuk sekadar mencium tangan dan mengingatkan agar kedua orang tuanya berhati-hati di jalan.

"Dia melihat saya dan salim, sudah salim dia (ngomong) 'bu ati-ati ya bu', itu terakhir saya melihat dia," ucap ibu korban.

Setelah orang tuanya pergi, ZR mengajak adiknya mandi.

Namun, sang adik tidak mau, akhirnya ZR pun mandi duluan di kamar mandi umum, tanpa atap.

Pemandian umum itu sebenarnya hanya satu bangunan, namun disekat menjadi dua bagian, satu untuk perempuan dan satu untuk laki-laki.

ZR sempat mengajak teman-temannya yang tinggal di bedeng untuk ikut mandi, tapi tak satu pun temannya mau.

Hingga pukul 09.00 WIB, ZR ternyata belum kembali ke rumah.

Sang kakak yang juga berada di rumah sempat mengira ZR bermain bersama teman-temannya.

Namun karena tak kunjung terlihat, ia akhirnya memilih untuk mencari keberadaan ZR.

Di pemandian umum hanya ada handuk dan kotak sabun mandi, tak ada tanda-tanda keberadaan ZR.

Pukul 13.30 WIB saat orang tua pulang bekerja, sang kakak lalu mengadu jika ZR hilang.

Mendengar itu, orang tuanya lalu ikut mencari keberadaan ZR.

Pada sore hari, sang ibu yang mulai gelisah lalu meminta bantuan Ketua RT untuk mencari keberadaan ZR.

Kabar ZR menghilang ini lantas diumumkan Ketua RT menggunakan mikrofon masjid.

Warga lantas bersama-sama mencari ZR.

Lantaran tak juga ketemu, orang tua ZR mencoba meminta bantuan kepada orang pintar.

Orang pintar tersebut menyebutkan bahwa ZR disembunyikan dan akan ditemukan sekitar pukul 21.00 - 22.00 WIB.

Mendengar hal itu, warga sempat mencari ZR ke tempat-tempat angker.

Warga juga sudah mencari ZR di seluruh rumah bedeng yang ada.

Namun hanya satu yang belum, rumah bedeng yang ditinggali Haryanto.

Karena posisi dikunci gembok, warga yang curiga lalu menemui pimpinan buruh atau kontraktor untuk meminta izin masuk ke rumah bedeng tersebut.

Rupanya, di rumah bedeng itu, ZR ditemukan dalam keadaan tanpa busana.

Warga yang masuk rumah bedeng sempat tak melihat keberadaan ZR, sebab rumah bedeng itu dalam keadaan gelap gulita.

Namun, seorang warga tiba-tiba melihat ada jempol kaki anak kecil dari balik tikar.

Saat itulah ZR ditemukan warga dengan kondisi mulutnya berbusa, kedua tangan dan kedua kakinya dalam posisi seperti tengah menahan sakit.

Bocah malang itu ditemukan dengan kondisi mengenaskan, ada bekas luka di leher dan kemaluan.

Warga lalu menghubungi ambulans dan mengabarkan penemuan ZR kepada orang tua korban.

Warga sempat melarang orang tua ZR melihat kondisi anaknya.

Namun saat di ambulans, barulah mereka diizinkan melihat kondisi putri kecilnya itu.

Sang ibu pun tak bisa bicara dan terduduk lemas.

Jenazah ZR lalu dibawa Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung guna dilakukan autopsi.

Sebagai perwakilan dari keluarga, Bibi ZR lah yang menemani proses autopsi di Bandar Lampung.

Bibi korban mengakuikut mengkafani ZR.

Pada saat itulah ia melihat banyak sekali keanehan yang ada pada jasad ZR.

Ia melihat ada bekas tangan pelaku di bagian leher keponakannya itu.

"Ada bekas tangan pelaku di sini (leher), jadi ponakan saya itu nggak bisa mingkem," ujar Bibi korban sambil menangis.

Selengkapnya, hasil autopsi akan disampaikan di persidangan.

Melansir TribunLampung.co.id, kini pelaku, Haryanto, telah dibekuk Tim Satreskrim Polres Tulangbawang bersama Polda Lampung

Pelaku ditangkap polisi di Kabupaten Mesuji di PT Silva saat menanam tebu pada Rabu (23/7/2025), pukul 11.30 WIB.

Kejahatan ini tak hanya soal kekerasan fisik, tetapi juga pelecehan yang mengakibatkan hilangnya nyawa anak.

Ia terancam hukuman penjara hingga 15 tahun penjara hingga hukuman maksimal, bahkan seumur hidup.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Polisi Tembak Kaki Pelaku Pembunuhan dan Rudapaksa Bocah SD di Tulangbawang,

(Tribunnews.com/Galuh Widya wardani)(Tribundepok.com/Dodi Hasanuddin)(TribunLampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan