Menghadapi Transformasi Digital dan Ketimpangan, Kolaborasi Global Jadi Kunci Pendidikan Masa Depan
Wakil Ketua Dewan Universitas Tsinghua, Professor Yang Bin, menekankan pentingnya kerja sama antaruniversitas di kawasan Asia sebagai pondasi.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Transformasi digital yang kian cepat dan ketimpangan akses pendidikan yang masih melebar menjadi tantangan besar dunia pendidikan saat ini.
Dalam konteks inilah, kolaborasi lintas negara dinilai semakin relevan dan mendesak bagi institusi pendidikan tinggi—tak hanya untuk meningkatkan daya saing akademik, tetapi juga dalam rangka menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Wakil Ketua Dewan Universitas Tsinghua, Professor Yang Bin, menekankan pentingnya kerja sama antaruniversitas di kawasan Asia sebagai pondasi untuk membentuk ekosistem inovasi regional yang kuat.
“Kami melihat Asia sebagai kawasan dengan pertumbuhan intelektual yang sangat cepat. Kolaborasi ini bisa menjadi jembatan untuk membangun solusi bersama terhadap tantangan pendidikan dan sosial yang kita hadapi bersama,” ungkapnya dalam kunjungan ke Universitas Bunda Mulia (UBM) di Tangerang, baru-baru ini.
Delegasi Tsinghua dipimpin oleh Professor Yang Bin dan disambut oleh Founder Yayasan Pendidikan Bunda Mulia (YPBM), Djoko Susanto, Pimpinan YPBM Budiyanto Djoko Susanto dan Rektor UBM, Doddy Surja Bajuadji bersama jajaran pimpinan kampus.
Menurutnya, tantangan global seperti perubahan iklim, digitalisasi, hingga kesenjangan pendidikan antarwilayah tidak bisa dihadapi secara terpisah.
Butuh kerja kolektif dan lintas batas, terutama dari institusi pendidikan tinggi yang menjadi sumber lahirnya pemikiran-pemikiran solutif.
"Kerja sama lintas negara bukan sekadar memperluas wawasan global, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab bersama dalam menciptakan masa depan pendidikan yang lebih adil, relevan, dan berorientasi pada keberlanjutan," ujarnya.
Rektor Universitas Bunda Mulia, Doddy Surja Bajuadji, menyampaikan bahwa internasionalisasi kini tidak lagi hanya soal teknologi mutakhir atau pertukaran pelajar, tetapi telah menyentuh aspek yang jauh lebih strategis, seperti transfer pengetahuan lintas budaya dan peningkatan kualitas riset dan publikasi ilmiah internasional.
Juga akses jejaring akademik global, penguatan kompetensi global lulusan dan mobilitas dosen dan mahasiswa lintas negara," katanya.
“Internasionalisasi bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Apalagi di era di mana dunia kerja dan tantangan sosial tak lagi mengenal batas geografi. Perguruan tinggi dituntut untuk mencetak lulusan yang tidak hanya cakap secara akademik, tetapi juga tangguh dalam lingkungan global yang kompleks,” tegas Doddy.
Kunjungan delegasi Tsinghua University ke kampus UBM menjadi wujud nyata dari visi kolaborasi global tersebut.
Tsinghua, sebagai salah satu universitas terbaik di dunia, menawarkan potensi kolaborasi yang luas, baik dalam ranah akademik maupun riset terapan.
Adapun beberapa program kerja sama yang sedang dijajaki antara UBM dan Tsinghua mencakup: Summer program internasional bagi mahasiswa dari kedua universitas; webinar lintas negara bersama pengajar UBM dan Tsinghua untuk membahas isu global.
Kemudian joint research untuk tema-tema strategis seperti green technology, keberlanjutan, dan digitalisasi pendidikan, pengembangan program double degree di bidang teknologi, manajemen, dan kebijakan publik.
Baca juga: Dakwah Didorong Sebagai Instrumen Peradaban: 225 Da’i Dilepas Menuju Wilayah 3T
“Kami ingin lulusan kami bukan hanya memiliki gelar, tetapi juga memiliki perspektif global, kepekaan sosial, dan kemampuan kolaboratif yang dibutuhkan di masa depan. Lewat kerja sama dengan Tsinghua dan kampus global lainnya, kami sedang menyiapkan fondasi itu,” tutup Doddy.
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka Halaman 33: Membuat Jadwal Harian |
![]() |
---|
Diduga Tegur Anak Pejabat, Kepsek di Prabumulih Mendadak Dicopot, Disdik: Khawatir Bikin Malu |
![]() |
---|
Update Kondisi Bocah TK di Solo yang Alat Vitalnya Dilukai Teman, Akhirnya Disunat |
![]() |
---|
Kisah Inspiratif Aiptu Wahyudi: Polisi yang Jadi Kepala Sekolah TK Baitul Izza |
![]() |
---|
Perbaiki Infrastruktur Pendidikan, Konawe Dapat Bantuan Renovasi Gedung Sekolah Rp 11 Miliar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.