Jumat, 26 September 2025

Bendera One Piece

Pakar Komunikasi UMY Nilai Pengibaran Bendera One Piece Sebagai Bentuk Resistensi dari Masyarakat

Pakar Komunikasi UMY sebut pengibaran bendera One Piece bisa dimaknai sebagai simbol identitas kelompok, yakni aktivisme sosial.

Penulis: Rifqah
Kolase akun Instagram
BENDERA ONE PIECE - Viral bendera One Piece dipasang dan dikibarkan jelang peringatan kemerdekaan Indonesia atau HUT ke-80 RI, 17 Agustus 2025. Pakar Komunikasi UMY sebut pengibaran bendera One Piece bisa dimaknai sebagai simbol identitas kelompok, yakni aktivisme sosial. 

TRIBUNNEWS.COM - Pakar Komunikasi dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Fajar Junaedi, menilai bahwa pengibaran bendera Anime One Piece di bawah Bendera Merah Putih, merupakan bentuk aktivisme sosial.

Maraknya pemasangan bendera dan mural bertema Anime One Piece menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini menjadi sorotan publik.

One Piece sendiri merupakan serial manga dan anime asal Jepang yang menceritakan tentang petualangan bajak laut.

Bendera Anime One Piece yang memiliki nama Jolly Roger dan bergambar tengkorak bertopi jerami itu diartikan sebagai bentuk kritik sosial, khususnya terhadap ketidakadilan atau masalah yang ada di pemerintah.

Jolly Roger merupakan jenis bendera yang umumnya dipakai oleh bajak laut untuk menakut-nakuti awak kapal lain agar mereka menyerah tanpa perlawanan.

Fajarjun, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa hal ini bisa dimaknai sebagai simbol identitas kelompok, yang dalam konteks apa yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan aktivisme sosial yang melakukan resistensi, yakni tindakan perlawanan atau penolakan dari masyarakat terhadap suatu perubahan, kebijakan, yang dianggap merugikan atau tidak adil.

Dia pun mengatakan, merujuk pada sosiolog Alberto Melucci, gerakan sosial memerlukan adanya simbol yang menyatukan orang. 

Bendera berfungsi sebagai penanda identitas yang memberi individu kesempatan untuk merasa menjadi bagian aktivisme digital.

“Ini terlihat dengan warganet yang menggunakan bendera One Piece di status media sosial, profil media sosial, membagikan di media sosial, dan bahkan mendiskusikannya di media sosial."

"Setelahnya, media massa menjadikannya berita, lengkap dengan komentar para pejabat yang acapkali justru malah kontraproduktif bagi pemerintah karena ketidak pahaman,” ungkap Fajarjun, Senin (4/8/2025), dilansir muhammadiyah.or.id.

Fajarjun juga menjelaskan bahwa dalam hal politik, representasi karakter dan ideologi dalam One Piece menunjukkan pemaknaan semiotika di secondary signification, di mana karakter dirancang secara semiotik untuk mewakili nilai-nilai dan konflik sosial yang lebih luas.

Baca juga: Bendera One Piece Marak, Sosiolog: Jika Negara Represif Justru Akan Jadi Simbol Perlawanan

“Saya merujuk penelitian dari Thomas  Zoth (2011) yang berjudul The politics of One Piece: Political critique in Oda’s Water Seven. Zoth menyebutkan bahwa alur Water Seven menggunakan karakter untuk mengeksplorasi relasi antara individu dan negara, khususnya dalam hal keamanan nasional."

"Narasi tersebut menyiratkan bahwa mengorbankan hak individu demi peningkatan keamanan yang dirasakan tidak dapat diterima, dan memberikan perhatian pada sikap kritis terhadap isu-isu politik,”tuturnya.

Respons Pemerintah

Aksi sebagian masyarakat yang mengibarkan bendera bajak laut dari serial ‘One Piece’ jelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini juga memicu respons dari pemerintah.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengatakan bahwa pengibaran bendera One Piece merupakan sebuah kreativitas. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan