Kamis, 7 Agustus 2025

BWI Manfaatkan Wakaf untuk Hapuskan Kemiskinan Lewat Gerakan Indonesia Berwakaf

Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggagas Gerakan Indonesia Berwakaf yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
HandOut/BWI
RAKERNAS BWI - Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin, Ketua MPR Ahmad Muzani, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BWI di Jakarta, Selasa (5/8/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggagas Gerakan Indonesia Berwakaf yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan.

Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kamaruddin Amin mengatakan, gerakan Indonesia berwakaf sangat relevan sekali dan sangat terkait dengan Indonesia Emas 2045.  

"Indonesia emas itu artinya menandai Indonesia maju, Indonesia yang tidak ada lagi orang miskin ya, sehingga wakaf diharapkan berkontribusi untuk mengentaskan kemiskinan, mencerdaskan anak-anak bangsa, itu semua relevansinya ke sana," kata Kamaruddin pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BWI di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Rakernas ini mengusung tema Gerakan Indonesia Berwakaf: Meneguhkan Asta Cita Menuju Indonesia Emas.

Wakaf bisa berfungsi sebagai pendukung untuk memungkinkan terwujudnya cita-cita atau visi Indonesia Emas 2045.

Dirinya mengatakan wakaf merupakan bagian dari perilaku sedekah yang berpotensi mewujudkan kesejahteraan yang meningkat tapi merata dan berkelanjutan di masyarakat. 

Sepanjang sejarah peradaban Islam, wakaf terbukti dapat mengurangi porsi pengeluaran pemerintah secara signifikan dan berkontribusi dalam penciptaan lapangan pekerjaan. 

"Ini terjadi karena wakaf yang ada turut membantu pemerintah dalam menyediakan sarana maupun prasarana yang dekat dengan kebutuhan publik, seperti sarana dan prasarana," jelas Kamaruddin.

Ia menjelaskan bahwa wakaf jauh lebih luas daripada tiga hal, yakni masjid, pesantren dan pemakaman. 

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan besarnya potensi wakaf uang di Indonesia, yang bila dikelola dengan baik dapat menjadi kekuatan ekonomi umat.

“Peran negara sudah hadir sejak lama, dan sekarang saatnya kita optimistis. Lembaga-lembaga keumatan harus diberdayakan untuk menutup celah yang selama ini ada, karena sebagian besar umat Islam kita berada dalam kondisi ekonomi lemah,” kata Nasaruddin.

Menurutnya, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat peradaban Islam dunia menggantikan Timur Tengah. 

"Kini saatnya Indonesia mengambil peran itu, dengan dukungan lembaga keumatan dan pengelolaan dana wakaf yang kuat,” katanya. 

Menutup sambutannya, Menag Nasaruddin berharap BWI mampu menjadi motor penggerak kebangkitan ekonomi dan peradaban Islam modern melalui pengelolaan wakaf yang profesional dan visioner.

Baca juga: Cegah Sengketa, Kemenag dan BWI Rumuskan Kerangka Regulasi Nasional Wakaf

“Semoga Allah memberkahi awal pekerjaan besar bangsa ini, dimulai dari gerakan rakyat dan rencana strategis BWI. Mari kita kembali pada niat yang tulus,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan