Kamis, 7 Agustus 2025

Tokoh Agama Berkumpul, Serukan Keprihatinan dan Penolakan Terhadap Intoleransi Beragama di Indonesia

Pimpinan Majelis Agama-Agama menyikapi sejumlah tindakan intimidasi, kekerasan, dan pembatasan sepihak terhadap kegiatan doa-ibadah

Tribunnews/Fransiskus Adhiyuda
PERYATAAN SIKAP - Pimpinan Majelis Agama-Agama di Indonesia menyikapi sejumlah tindakan intimidasi, kekerasan, dan pembatasan sepihak terhadap kegiatan doa-ibadah yang bernuansa intoleransi agama di Tanah Air Indonesia di Gedung KWI, Menteng, Jakarta, Selasa (5/8/2025) 

4. Agar pemerintah, baik pusat maupun daerah, bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan seluruh elemen masyarakat, bersama-sama menjaga toleransi dan menjamin rumah doa dan ibadah sebagai tempat damai, aman, dan bermartabat.

5. Agar Para Tokoh Agama mengajak umatnya untuk tidak mudah terprovokasi oleh aneka hasutan yang memecah-belah dan menghayati hidup beragama yang damai, rukun, dan toleran⁠.

“Seruan keprihatinan dan harapan ini kami sampaikan sebagai bentuk solidaritas dan tanggung jawab moral kami para Pimpinan Majelis Agama- Agama di Indonesia,” tandas Romo Budi.

Dalam kesempatan itu, Ketua PBNU, Rumadi Ahmad menyampaikan pentingnya merespons peristiwa dan tindakan intoleransi di Indonesia. 

Sebab, salah satu tujuannya agar peristiwa intoleran tidak dianggap seperti sesuatu yang normal. 

“Jadi pernyataan seperti ini sangat diperlukan untuk menghadang persepsi bahwa intoleransi sikap untuk ngerecokin cara beragamanya orang lain itu dianggap sebagai sesuatu yang normal,” kata Rumadi.

Dia juga menyebut, jika ada penyimpangan dan anomali yang terjadi terkait peristiwa Intoleransi penting untuk mengingatkan, meski ia melihat trennya semakin menurun tiap tahunnya.

“Meskipun memang belakangan mulai banyak lagi berbagai macam peristiwa ya di Sukabumi, di Padang, di beberapa tempat yang lain, bahkan kasus-kasus lama itu juga belum sepenuhnya bisa diselesaikan,” ujarnya.

“Pasti ada tindakan-tindakan pada masa lalu yang sampai hari ini belum selesai. Dan kita selalu penting untuk mengingatkan supaya hal itu jangan dianggap sebagai sesuatu yang normal,” tandas Rumadi.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan