Beras Oplosan
Harga Beras Cenderung Naik di Daerah, Penggilingan Padi Dukung Tindakan Tegas ke Pengoplos
Pengusaha penggilingan padi di daerah mendukung upaya serius pemerintah memberantas beras oplosan di pasaran.
Editor:
Choirul Arifin
"Kalau suplai mah aman, cuma kualitasnya itu. Sekarang dijual Rp15 ribu, tapi waktu stok datang lagi kualitasnya beda, jadi kurang bagus seperti sebelumnya. Yang bagus itu cuma beberapa kali saja, sekarang jarang," ujarnya kepada Tribun Jabar pada Rabu (13/8/2025).
Faisal menambahkan, kenaikan harga juga membuat keuntungannya semakin tipis. Sebelumnya, dirinya bisa menjual beras Rp13.500-14.000 per kilogram, namun kini harga terendah berada di kisaran Rp14.000-16.000.
"Sama sekali nggak ada untung besar, paling cuma 500 perak per kilo. Pembeli juga banyak yang ngeluh soal tekstur dan rasa, tapi saya nggak bisa berbuat banyak karena itu dari penggilingan," katanya.
Baca juga: Produksi Beras Naik, Harga di Pasar Tetap Melonjak Sejak Idul Adha
Pegadang beras lainnya, Risna (33) memilih berhati-hati dengan asal pasokan beras. Dirinya saat ini mengandalkan suplai dari Soreang yang sudah dikenalnya dan enggan mengambil dari luar daerah.
"Takutnya ada beras oplosan. Dulu saya ambil dari Majalengka atau daerah lain, tapi sekarang nggak. Saya jual di kisaran Rp14-16 ribu, kualitasnya naik-turun tapi masih menengah ke atas," ucapnya.
Fenomena di Pasar Sehat Margahayu ini berbeda dengan temuan di sejumlah daerah lain.
Di mana, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso, sebelumnya memperkirakan pasokan beras secara nasional akan berkurang akibat turunnya suplai gabah dan penutupan sejumlah penggilingan padi.
Ombudsman RI juga menemukan 10 dari 23 penggilingan padi di Kecamatan Tempuran, Karawang, Jawa Barat, tutup karena persaingan dan kekhawatiran berjualan di tengah kondisi pasar saat ini.
Hasil sidak menunjukkan stok beras di penggilingan hanya tersisa 5-10 persen dari kapasitas normal, bahkan di beberapa pasar rak beras diganti dengan air kemasan.
Serap Gabah Petani di Tulungagung
Fahrurozi, pemilik usaha penggilingan padi di Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (13/8/2025), menuturkan, sejumlah merek beras premium ditarik dari pasaran, namun penyerapan gabah petani masih berjalan normal.
“Sejumlah merek ditarik dengan alasan setop produksi atau ada sidak. Tapi di lapangan masih ada pembelian gabah petani,” ungkapnya.
Rozi menduga, setop produksi itu sekedar strategi pabrik besar untuk menunggu situasi reda. Dengan modal besar pabrik masih bisa menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya.
Jika situasi dianggap sudah kondusif, mereka siap produksi dan membanjiri pasar dengan produknya.
“Situasi ini tidak menguntungkan pemilik penggilingan padi, karena bahan baku dari petani harganya masih tinggi. Di Tulungagung, gabah dari petani di harga Rp 7.800 sampai Rp 7.900 per kilogram,” ujar Rozi.
Beras Oplosan
Mentan Amran: 1,3 Juta Ton Beras akan Diguyur ke Pasar untuk Tekan Harga |
---|
Marak Beras Oplosan, Pemerintah Minta Penggilingan Padi Tidak Takut Lanjutkan Usaha |
---|
Isu Beras Oplosan Bikin Pedagang Menjerit, Omzet Anjlok Hingga Harga yang Terus Melambung |
---|
Pedagang Beras di 3 Kabupaten Jateng Tak Terdampak Beras Premium Oplosan |
---|
Marak Beras Bermerek Hasil Oplosan Bikin Warga Cilacap Menyerbu Pedagang Eceran |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.