Minggu, 17 Agustus 2025

PKB Dorong Transformasi Pesantren Menuju Kemandirian Ekonomi: Ini Kerja Berat dan Panjang

Saifullah menekankan, pihaknya tidak ingin sepenuhnya membebani negara. Pesantren justru diajak untuk mandiri sambil tetap memberdayakan ekonomi umat

Penulis: Reza Deni
Tribunnews.com/Reza Deni
TADARUS EKONOMI PESANTREN -DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat menggelar Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) sebagai langkah untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren. Hal tersebut dilakukan melalui kegiatan tadarus ekonomi pesantren dengan tema "Memajukan Usaha Bisnis Pesantren" yang digelar di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendorong Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) memulai langkah untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren. Hal tetsebut dilakukan melalui kegiatan tadarus ekonomi pesantren dengan tema "Memajukan Usaha Bisnis Pesantren".

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah salah satu partai politik di Indonesia yang didirikan pada 23 Juli 1998 oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama para tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Baca juga: Demo Berujung Ricuh, Legislator PKB Singgung Komunikasi yang Terputus antara Bupati Sudewo dan Warga

Sekretaris Dewan Syuro PKB Saifullah Maksum mengatakan, ini menjadi bagian dari rangkaian panjang program transformasi pesantren yang sebelumnya diawali konferensi internasional dan roadshow di berbagai daerah.

Transformasi Pesantren adalah proses perubahan dan pengembangan pesantren agar lebih adaptif terhadap tantangan zaman, terutama dalam bidang pendidikan, ekonomi, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat.

Tujuannya adalah menjadikan pesantren sebagai pusat inovasi, kemandirian, dan agen perubahan sosial.

Menurutnya, agenda kali ini fokus pada aspek kemudahan ekonomi.

"Hari ini khusus kita memulai kerja berat, kerja panjang yaitu mentransformasi pada aspek kemudahan ekonomi,” ujar Saifullah di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).

Menurutnya, para pengasuh pesantren mendapatkan pencerahan dari dua tokoh, Jaenal Effendi dan Ustaz Jaka, untuk memperbaiki pola pikir terkait pentingnya kemandirian ekonomi

“Mungkin ini harus kita bikin strategi baru, pendekatan baru untuk memastikan bahwa forum semacam ini hasilnya efektif,” jelasnya.

Dia menilai pesantren selama ini telah berkontribusi besar bagi negara dan umat dengan pendidikan murah serta pengabdian tulus para guru. Namun, negara belum sepenuhnya hadir memfasilitasi dari aspek anggaran. 

“Negara belum sepenuhnya hadir untuk memfasilitasi, mengedukasi, meng-backup pesantren dari aspek anggaran. Misalnya APBN kita, kalau dipresentasikan berapa rupiah yang untuk memberdayakan pesantren dari aspek ekonominya,” kata dia.

Saifullah menekankan, pihaknya tidak ingin sepenuhnya membebani negara. Pesantren justru diajak untuk mandiri sambil tetap memberdayakan ekonomi umat di sekitarnya. 

Kemandirian ekonomi adalah kemampuan suatu individu, kelompok, atau negara untuk memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri tanpa bergantung secara berlebihan pada pihak lain.

“Ini baru di Jabodetabek, nanti kami di tempat yang lain lagi. Sampai kami maunya ada dua ribuan pesantren yang kita edukasi,” tambahnya.

Baca juga: Gus Yaqut Dicekal KPK, Legislator PKB Soroti Uang Triliunan dalam Proses Penyelenggaraan Haji

Sementara itu, Ketua Pusat Studi Pembangunan dan Pedesaan IPB, Jaenal Effendi, menilai kegiatan ini sangat penting untuk mendorong pesantren berinovasi dan mandiri. 

“Profesionalisme sebuah lembaga, apalagi pesantren, ini sangat diperlukan. Kita sangat menyadari bahwa bangsa ini problem utamanya adalah nomor 1 sampai nomor 5 itu adalah SDM,” katanya.

Jaenal menyebut pesantren memiliki potensi besar menjadi basis pengembangan berbagai sektor, mulai dari pertanian, peternakan, kehutanan, hingga ekonomi kreatif. 

Dia juga mendorong dukungan pemerintah dan stakeholder agar aktivitas ekonomi pesantren terlindungi dan mampu menembus pasar ekspor. 

“Pesantren ini sebagai agen perubahan, agen transformasi dan agen inovasi yang ada,” kata dia.

Saifullah menambahkan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang berhalangan hadir menitipkan pesan khusus agar pesantren berani mengevaluasi diri dan mempercepat langkah perbaikan. 

Program ini akan terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak pesantren di seluruh Indonesia.  

"Pesantren harus maju, harus bertransformasi, harus evolusi, harus terbuka,” kata Saifullah.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan