Tunjangan DPR RI
Gaji dan Tunjangan Fantastis DPR RI, Pengamat: Jadi Anggota Dewan Bukan untuk Incar Pendapatan
Efriza menilai para anggota DPR RI rata-rata pada dasarnya sudah kaya, jadi tidak seharusnya mereka mengincar jabatan hanya demi gajinya.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Febri Prasetyo
Untuk tunjangan rumah ini saja, negara harus menggelontorkan dana fantastis untuk satu masa periode anggota DPR RI.
Mengingat total ada 580 anggota DPR RI periode 2024-2029, tunjangan ini diperkirakan menelan anggaran negara senilai Rp1,74 triliun selama 5 tahun masa jabatan mereka, dengan rincian Rp50 juta x 60 bulan x 580 anggota DPR RI.
Jika ditotal, take home pay seorang anggota DPR RI saat ini setiap bulannya bisa menembus lebih dari Rp100 juta, atau kurang lebih Rp3 juta setiap harinya dalam sebulan.

Jadi Anggota Dewan Itu untuk Melayani Masyarakat, Bukan Cari Ladang Penghasilan
Efriza menilai besaran take home pay bulanan anggota DPR RI yang mencapai Rp3 juta sehari adalah angka yang luar biasa, sekaligus diragukan transparansinya.
Apalagi, sebagai contoh, jika anggota dewan bersedia tinggal di kos-kosan yang seharga Rp2,5 juta sebulan, sisa dari pendapatan dengan tunjangan rumah yang masih begitu besar itu lari ke mana?
"Dengan Rp3 juta per hari, dengan total [tunjangan rumah, red] Rp50 juta per orang. Ini luar biasa," kata Efriza, dikutip dari tayangan On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews pada Selasa (26/8/2025).
"Pertanyaannya, kalau angka ini, kan tadi kita sudah kalkulasi misalnya, per bulannya cuma Rp2,5 juta [untuk kos, red] lalu, sisanya itu ke mana tanpa pengawasan?" lanjutnya.
Kemudian, Efriza juga menyoroti bahwa rata-rata para anggota dewan ini sudah sangat mampu dan kuat secara finansial.
Apalagi mengingat latar belakang mereka yang sebagian besar adalah pengusaha atau pebisnis.
Sekitar 61 persen atau 354 orang dari total 580 anggota DPR RI periode 2024-2029 yang terpilih, sebagaimana dikutip dari artikel "61 Persen Anggota DPR 2024-2029 Merupakan Politisi Pebisnis" yang diunggah di laman antikorupsi.org.
Sehingga, seharusnya, kata Efriza, para anggota dewan bertugas benar-benar untuk melayani masyarakat, bukan untuk mencari tambahan ladang penghasilan.
"Berikutnya, jangan dipersepsikan anggota dewan kita ini miskin, anggota dewan kita ini kaya semua," ujar Efriza.
"Anggota dewan ini bisa terpilih karena mereka pengusaha, dan mereka punya rumah di berbagai daerah," tambahnya.
"Jadi, coba kita balik persepsinya, bahwa menjadi anggota dewan itu bukan untuk pendapatan, tapi menjadi anggota dewan itu untuk melayani masyarakat dan mereka sudah punya atau sudah selesai urusan pendapatannya," lanjutnya.
Kesenjangan Sosial: Gaji Fantastis Anggota DPR RI di Tengah Sulitnya Kondisi Ekonomi Masyarakat
Kabar tingginya gaji dan tunjangan anggota DPR RI ini pun menuai berbagai kecaman, sebab masyarakat kelas menengah-bawah dihimpit kesulitan ekonomi dan pemerintah sendiri sedang menggaungkan efisiensi anggaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.