Selain Rumah Noel Ebenezer, KPK Juga Geledah Kantor Binwasnaker K3 dan Kediaman Irvian Bobby

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan serangkaian penggeledahan di tiga lokasi berbeda pada Selasa (26/8/2025).

Tujuannya untuk mendalami kasus dugaan pemerasan dalam penerbitan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Tenaga Kerja. 

Selain menyasar kediaman mantan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer alias Noel (IEG), tim penyidik juga menggeledah sejumlah tempat.

Diantaranya kantor Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ditjen Binwasnaker dan K3) dan rumah pribadi aparatur sipil negara (ASN) Irvian Bobby Mahendro (IBM).

Bobby diduga menjadi otak dalam perkara ini.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengonfirmasi bahwa penggeledahan tidak hanya terfokus di rumah Noel di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

"Hari kemarin, hari Selasa penyidik selain melakukan penggeledahan di rumah saudara IEG. Penyidik juga melakukan penggeledahan di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan di lingkungan Ditjen Bina K3," ujar Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

Dari penggeledahan di kantor Binwasnaker dan K3, penyidik menyita sejumlah barang bukti penting, termasuk dokumen, barang bukti elektronik (BBE), catatan keuangan, serta bukti penukaran uang. 

Tak hanya itu, sejumlah uang tunai dalam bentuk rupiah dan mata uang asing seperti dolar juga turut diamankan.

"Semuanya sudah diamankan, di mana bukti-bukti tersebut diduga terkait dengan perkara ini," kata Budi.

Pada hari yang sama, tim penyidik juga bergerak ke kediaman Irvian Bobby Mahendro. 

Di lokasi ini, KPK kembali menemukan dan menyita barang bukti elektronik serta uang tunai dalam bentuk dolar.

"Semuanya sudah dilakukan penyitaan untuk menjadi barang bukti di dalam perkara ini. Tentunya BBE yang diamankan semua akan dibuka, dianalisis, dan diekstrak. Kita akan melihat isinya, kita akan lihat petunjuk dari barbuk tersebut," jelas Budi.

Kasus di Kemnaker