Kamis, 4 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Intip Isi Garasi Adies Kadir Kader Golkar yang Dinonaktifkan, Paling Murah Pajero SUV

Dari laporan LHKPN tampak jelas bahwa karier politiknya beriringan dengan pertumbuhan kekayaan yang cukup signifikan

Penulis: Eko Sutriyanto
dok. DPR RI
KENAIKAN TUNJANGAN - Politisi Partai Golkar Adies Kadir saat memberikan penjelasan terbuka mengenai komponen pendapatan anggota dewan serta alasan kebijakan penggantian rumah dinas menjadi tunjangan perumahan. Berbagai pernyataan yang kontroversial membuatnya dinonaktifkan sebagai kader Golkar 

Di luar properti dan kendaraan, Adies melaporkan harta bergerak lainnya Rp1,64 miliar—yang biasanya berupa koleksi perhiasan, barang seni, atau aset bernilai tinggi lainnya.

Ia juga memiliki kas dan setara kas Rp3,2 miliar, serta tercatat tidak memiliki utang.

Jika ditarik ke belakang, angka ini menunjukkan peningkatan signifikan.

Baca juga: Pimpinan DPR Adies Kadir Dukung Cita-cita Raihan Bocah Pemanjat Tiang Bendera Jadi Tentara-Polisi

Pada 2014, Adies hanya melaporkan harta sebesar Rp5,46 miliar.

Kini, dalam kurun 10 tahun, kekayaannya hampir tiga kali lipat.

Sebelumnya Adies Kadir menjelaskan bahwa sebenarnya kebutuhan anggaran rumah lebih dari yang sudah dianggarkan.

"Kalau sekitar sini kan ngontrak atau kita kos kan Rp 3 juta per bulan, didapatkan Rp 50 jta per bulan," katanya.

Ia merinci, Rp 3 juta itu dikalikan dengan 26 hari kerja sehingga total anggaran yang dibutuhkan sebenarnya mencapai Rp 78 juta untuk mengontrak rumah atau sewa indekos.

"Kalau kita Rp 3 juta kita kalikan 26 hari kerja berarti Rp 78 juta per bulan, padahal yang didapat cuma sekitar Rp 50 juta per bulan, nah jadi mereka (anggota DPR) masih nombok lagi," kata Adies Kadir.

Dia mengatakan jika tunjangan perumahaan anggota DPR RI masih dinilai terlalu mahal, maka ia akan mengimbau untuk mencari sewaan dengan harga Rp 1 jutaan.

"Nanti kita pikirkan kalau memang masih dikira itu Rp 50 juta terlalu besar, teman-teman kita imbau cari kos-kosan kira-kira yang Rp 1 jutaan lah begitu. Mungkin yang kamar mandi di luar atau seperti apa gitu, kalau memang masih terlalu dianggap masih terlalu mahal kos-kosannya," katanya.

Kiprah Politik, dari Surabaya Menuju Senayan

Terlepas dari harta kekayaan yang mencuri perhatian, kiprah politik Adies Kadir punya catatan panjang. Lahir di Balikpapan, 17 Oktober 1968, ia meniti karier politik dari Surabaya.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Surabaya bahkan ikut kontestasi Pilkada Surabaya 2010 sebagai calon Wakil Wali Kota berpasangan dengan Arif Afandi.

LOGIKA HITUNG TUNJANGAN - Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir mendapat kritik soal tunjangan anggota DPR dari Jerome Polin.
LOGIKA HITUNG TUNJANGAN - Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir mendapat kritik soal tunjangan anggota DPR dari Jerome Polin. (Tribunnews/Chaerul Umam/Instagram @jeromepolin)

Ia kalah dari pasangan Tri Rismaharini–Bambang DH, langkah itu meneguhkan ambisinya di dunia politik.

Adies berhasil menembus Senayan sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur I (Surabaya–Sidoarjo).

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan