Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Menkomdigi Sebut Ada Ajakan Penjarahan di Medsos hingga Akun Livestreaming Disisipi Judol
Menkomdigi menyebut pihaknya menemukan ajakan provokasi terkait demo di media sosial. Selain itu, ada pula akun demo melakukan live disisipi judol.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyebut adanya provokasi melalui media sosial terkait aksi demonstrasi yang beberapa hari ini terjadi di wilayah Indonesia.
Meutya mengungkapkan hal itu diketahui setelah pihaknya menerima laporan dari masyarakat.
Tak cuma provokasi, dia juga mengungkapkan adanya laporan penyebaran informasi hoaks terkait aksi demonstrasi.
"Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menerima lonjakan laporan masyarakat terkait provokasi di ruang digital, termasuk ajakan penjarahan, penyerangan, dan penyebaran isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan)."
"Kami juga menemukan adanya informasi keliru yang disebarkan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dengan kecepatan penyebaran yang sangat tinggi mirip banjir bandang yang menenggelamkan informasi yang benar, masukan, kritikan konstruktif, atau aktivitas produktif, seperti pembelajaran, UMKM, dan sebagainya," ujarnya dikutip dari akun Instagram Meutya Hafid, Senin (1/9/2025).
Baca juga: 5 Artis Jadi Anggota DPR Meski Hanya Lulusan SMA, Ini Daftarnya
Tak cuma itu, Meutya menyebut pihaknya turut menemukan adanya monetisasi terkait penyiaran langsung atau live streaming aksi demonstrasi.
Dikutip dari laman Kemkomdigi, monetisasi merupakan sarana mengomersialkan blog, laman, atau kanal apapun untuk menyediakan ruang bagi pengiklan menjajakan produknya.
Jika pemilik akun media sosial membuka monetisasi, maka dirinya akan memperoleh penghasilan karena akun miliknya dijadikan tempat beriklan.
Meutya juga menyebut bahwa ada akun yang dimonetisasi tersebut terhubung dengan jaringan judi online (judol).
"Sejak beberapa hari terakhir, kami juga memantau adanya aliran dana dalam jumlah signifikan melalui platform digital."
"Konten kekerasan dan anarkisme disiarkan secara langsung (live streaming) dan dimonetisasi lewat fitur donasi maupun gifts bernilai besar. Beberapa akun yang terlibat terhubung dengan jaringan judi online," ujar Meutya.
Lebih lanjut, Meutya menegaskan pemerintah menghormati masyarakat yang menyampaikan aspirasinya jika dilakukan dengan tertib.
Namun, dia berharap agar masyarakat tidak terprovokasi dengan pihak tertentu yang terindikasi mengajak untuk melakukan tindakan anarkisme.
Selain itu, dia mengimbau agar masyarakat turut menyebarkan informasi yang telah terverifikasi dan tetap melakukan pengecekan silang atau cross check jika menerima informasi tertentu.
"Gunakan sumber terpercaya, termasuk media yang berpegang pada kode etik jurnalistik. Ruang digital adalah milik kita bersama. Mari kita jaga agar tetap sehat, aman, dan tidak diperalat untuk kepentingan pihak-pihak yang ingin memecah belah," jelasnya.
Fitur Live TikTok Dinonaktifkan
Fitur live streaming di TikTok telah dinonaktifkan setelah adanya aksi demonstrasi besar-besaran di beberapa wilayah di Indonesia.
Pihak TikTok Indonesia pun telah menjelaskan bahwa alasan pihaknya menonaktifkan fitur tersebut karena meningkatnya konten kekerasan selama demonstrasi berlangsung.
Mereka menegaskan mengambil langkah itu demi menjaga ruang yang aman dan beradab bagi penggunanya.
"Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab," demikian penjelasan TikTok pada Minggu (31/8/2025).
TikTok pun bakal menonaktifkan fitur live hingga waktu yang tidak ditentukan.
Tak cuma itu, media sosial asal Tiongkok itu turut menghapus konten yang melanggar aturan komunitas.
“Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok Live selama beberapa hari ke depan di Indonesia. Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada,” tambahnya.
Demonstrasi Masih Lanjut hingga Hari Ini, Digelar di 34 Wilayah

Di sisi lain, aksi demonstrasi bakal berlanjut hingga hari ini. Berdasarkan rangkuman Tribunnews.com, rencananya demo bakal digelar di 34 wilayah di Indonesia.
Contohnya adalah di DI Yogyakarta yang akan difokuskan di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) dan DPRD DI Yogyakarta.
Selain itu, ada pula aksi di DPRD Maluku dan juga Mapolda Maluku.
Demonstrasi juga rencananya akan digelar oleh mahasiswa di DPRD Bangka Belitung pada hari ini. Namun belum diketahui secara pasti pukul berapa aksi akan digelar.
Kemudian, aksi demo bakal digelar kembali di Jakarta dengan tuntutan agar Bupati Pati, Sudewo, ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan keterlibatannya dalam kasus dugaan suap di proyek Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA).
Sudewo sebelumnya telah didesak agar mundur sebagai Bupati Pati setelah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) hingga 250 persen.
Setelah itu, DPRD Pati pun membentuk panitia khusus (pansus) hak angket terkait pemakzulan Sudewo.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryanda Shakti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.