Kamis, 4 September 2025

Aksi Demonstrasi di Pati

Tiba di Jakarta, Warga Pati Berikan Jamu ke Pihak KPK: Supaya Tak Masuk Angin

350 warga Pati datangi KPK, desak penonaktifan Bupati Sudewo dalam kasus suap DJKA. Jamu simbolik jadi sindiran aksi damai.

ILHAM RIAN
DEMO KPK — Ratusan warga Pati melakukan demonstrasi di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (1/9/2025). Mereka yang menuntut penuntasan kasus korupsi Bupati Pati Sudewo mengancam akan melakukan aksi nekat jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 350 warga Pati tiba di Jakarta. Mereka mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kuningan, Jakarta Selatan, pada Senin (1/9/2025).

Tujuan kedatangan mereka untuk mengawal proses hukum kasus suap proyek Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) yang diduga melibatkan Bupati Sudewo.

Berdasarkan pemantauan Tribunnews.com di depan gedung KPK pada Senin sekitar pukul 10.30 WIB, massa membentangkan sejumlah bendera merah putih dan spanduk. Salah satu spanduk bertuliskan ‘Tangkap Bupati Pati Sudewo’.

Mereka duduk di depan gedung KPK

Koordinator lapangan aksi, Supriyono alias Boto mengungkap Sudewo diduga menerima suap. Ada sejumlah alasan dugaan kuat keterlibatan Sudewo dalam kasus yang merugikan negara tersebut.

"Satu, dari KPK telah menyita uang 3 miliar [Rp3 miliar] di rumah pribadi Bapak Sudewo," ungkapnya. 

"Yang kemarin Bapak Bupati Sudewo mengembalikan uang 720 juta [Rp720 juta] di KPK. Artinya Bupati Sudewo sadar telah melakukan perbuatan melanggar hukum," tambahnya.

Menurutnya, tindakan pengembalian uang tersebut merupakan pengakuan bahwa dana itu adalah hasil tindak pidana. 

Karena itu, ia menuding KPK selama ini tidak serius mengembangkan kasus, melainkan hanya "mengkondisikan" agar Sudewo bisa lepas dari jerat hukum.

Meskipun diwarnai ancaman, pertemuan dengan perwakilan KPK membuahkan hasil awal. 

Supriyono menyatakan bahwa KPK berjanji akan berkoordinasi internal untuk menerbitkan surat rekomendasi penonaktifan Bupati Sudewo kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Presiden Prabowo.

"Hasilnya kita disuruh menunggu ya, untuk jamnya belum ada, belum ada kepastian," katanya.

Aksi yang diikuti sekitar 350 warga dari Pati ini juga diwarnai gestur simbolis. 

Mereka memberikan jamu "Tolak Angin" kepada perwakilan KPK

"Kayaknya KPK itu masuk angin. Dan biar enggak masuk angin," sindir Supriyono.

Mengapa jamu diberikan, hal ini karena di Pati dikenal tradisi pengobatan herbal dan spiritual yang kuat, lahan pertanian subur yang cocok untuk tanaman obat, masyarakat yang masih mempraktikkan konsumsi jamu sebagai bagian dari keseharian.

Duduk Perkara Kasus 

Dalam kasus dugaan korupsi proyek Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan yang menyeret nama Bupati Pati Sudewo, nilai kerugian negara yang terungkap sejauh ini berasal dari aliran dana suap dan penyitaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sudewo diduga menerima dana sebesar Rp720 juta dari proyek pembangunan dan pemeliharaan jalur kereta api. KPK juga menyita uang sekitar Rp3 miliar dari Sudewo dalam bentuk rupiah dan mata uang asing.

Meski sebagian dana telah dikembalikan, KPK menegaskan bahwa pengembalian tidak menghapus unsur pidana, sesuai Pasal 4 UU Tipikor.

Proyek yang Terkait:

Jalur ganda Solo Balapan–Kadipiro–Kalioso (Jawa Tengah)

Proyek di Makassar, Cianjur, dan pelintasan sebidang di Jawa dan Sumatera

KPK masih mendalami peran Sudewo dalam perkara ini dan belum menetapkannya sebagai tersangka.

Warga Pati Berangkat ke Jakarta

Sebelumnya, sekitar 500 warga Pati berangkat ke Jakarta pada Minggu (31/8/2025). 

Mereka tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB).

AMPB adalah gerakan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang terbentuk sebagai respons atas dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Pati, Sudewo, dalam proyek pembangunan jalur kereta api Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan

Mereka akan berunjuk rasa di depan Gedung KPK pada Senin (1/9/2025).

AMPB menegaskan bahwa gerakan mereka bertujuan menuntut keadilan dan transparansi hukum, bukan untuk kepentingan partai atau golongan

Mereka mendesak KPK menetapkan Sudewo sebagai tersangka atas dugaan suap proyek DJKA. AMPB 

terdiri dari tokoh masyarakat, aktivis lokal, pemuda, dan warga biasa dari berbagai wilayah di Pati

Sebelum berangkat ke Jakarta, mereka membuka posko donasi sejak 19 Agustus 2025, dan berhasil menghimpun dana lebih dari Rp170 juta untuk transportasi dan logistik aksi. 

Sudewo diduga terlibat kasus suap proyek Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat masih menjadi anggota DPR RI.

Massa pengunjuk rasa berkumpul di Alun-alun Pati sejak sekira pukul 11.00.

Mereka bergotong-royong memasukkan atribut demonstrasi dan perbekalan ke bagasi bus.

Terdapat sepuluh bus yang disiapkan untuk mengantarkan para pengunjuk rasa ke Jakarta.

Ada sekira 500 orang yang ikut.

Atribut yang mereka bawa antara lain poster dan spanduk.

Adapun perbekalan yang mereka bawa seperti air mineral, nasi kotak, telur, hingga kerupuk.

Mereka bahkan juga membawa kompor gas dan peralatan masak.

“Di Jakarta baru ada kerusuhan, kemungkinan warung-warung di sana tutup."

"Jadi kami membawa bekal sendiri."

"Di sana kami masak sendiri,” kata Koordinator AMPB, Teguh Istiyanto.

Dia memohon kepada Presiden, Kapolri, dan Panglima TNI membantunya dalam hal pengamanan. 

“Jika ada yang rusuh, mohon langsung ditangkap."

"Itu pasti bukan dari kami."

"Karena aksi kami damai,” tegas dia.

Untuk diketahui, sebelum berangkat ke Jakarta, AMPB membuka posko donasi sejak 19 Agustus 2025. 

Hingga penerimaan ditutup pada Minggu (31/8/2025) pukul 00.01, mereka menghimpun donasi dari masyarakat sejumlah Rp187,9 juta.

Donasi tersebut dialokasikan untuk memfasilitasi moda transportasi dan perbekalan bagi para peserta demo.

Teguh berterima kasih pada para donatur yang telah ikut serta mendukung aksi ini.

“Terima kasih mau memperjuangkan Pati agar menjadi kabupaten yang nyaman, tenteram, tanpa pemimpin yang arogan dan menindas rakyat,” tegas dia. 

Bergaya Seperti Bung Karno

Meski sudah tergolong lanjut usia (lansia), Supriyono (65), warga Trangkil Pati tetap mantap bergabung dengan massa AMPB yang berangkat ke Jakarta pada Minggu (31/8/2025).

Mengenakan setelan baju safari berwarna putih, dengan kopiah hitam di kepalanya, Supriyono ikut dalam barisan massa yang berkumpul di Alun-alun Pati

Dia sengaja meniru gaya berbusana Presiden 1 Republik Indonesia, Soekarno.

Supriyono juga membawa spanduk kecil bergambar Presiden Prabowo Subianto.

Dengan 10 bus, ratusan massa AMPB berangkat ke Jakarta untuk berunjuk rasa di Gedung KPK pada Senin (1/9/2025).

“Walaupun usia saya sudah 65 tahun, Alhamdulillah stamina saya masih jos."

"Keluarga juga ikhlas, mengizinkan saya ikut ke Jakarta."

"Saya sengaja pakai kostum seperti Pak Karno untuk mencontoh beliau sebagai pahlawan proklamator,” kata Supriyono.

Setelah mengirim surat ke KPK pada Senin (25/8/2025), dia ikut mendatangi langsung KPK RI untuk mendorong mereka segera menyelesaikan proses hukum yang melibatkan Sudewo dan menjadikannya tersangka.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan