Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Alasan Prabowo Jenguk Polisi dan Beri Kenaikan Pangkat Usai Jaga Demo: Mereka Korban Anarki
Hasan Nasbi menegaskan, negara sama sekali tidak punya masalah dan tidak keberatan ketika masyarakat menyampaikan aspirasi hingga demonstrasi.
Penulis:
Mario Christian Sumampow
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi yang mendapat kenaikan pangkat usai dijenguk Presiden Prabowo Subianto merupakan pihak yang terdampak oleh tindakan anarki saat aksi demonstrasi berlangsung.
Hal itu pula yang jadi alasan kenapa Prabowo membesuk mereka di Rumah Sakit Polri, Jakarta, Senin (1/9/2025).
“Polisi yang menjadi korban kemarin adalah polisi yang menjadi korban tindakan anarki, yang dilakukan para pelaku anarki, aparat negara yang menjadi korban anarki,” kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kepada wartawan, Selasa (2/6/2025).
Baca juga: Prabowo Dianggap Tak Sensitif usai Perintah Kapolri Beri Kenaikan Pangkat ke Polisi Korban Demo
Ia menegaskan, negara sama sekali tidak punya masalah dan tidak keberatan ketika masyarakat menyampaikan aspirasi hingga demonstrasi.
Sebab itu hak yang dijaga, hak yang juga dilindungi konstitusi.
Namun, tindakan tegas akan dilakukan jika terdapat sekelompok orang yang ingin melakukan tindakan seperti yang disebut Hasan: anarki, merusak fasilitas publik, membakar fasilitas publik, menyerang gedung-gedung pemerintah, hingga melakukan penjarahan.
“Itu tindakan kriminal, itu tindakan anarki. Jadi bedakan antara penyampaian aspirasi demonstran dengan tindakan anarki,” tuturnya.
Kenaikan Pangkat Dinilai Kurang Tepat
Pemberian kenaikan pangkat itu dinilai kurang tepat lantaran Prabowo berbicara hal itu di tengah rasa kekecewaan rakyat yang masih belum reda.
"Kalau Kapolri mengiyakan, Ini malah beresiko jadi siraman minyak di bara api. Nggak jauh beda dengan anggota DPR yang berjoget mendapat kenaikan tunjangan," kata Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto kepada Tribunnews.com, Selasa (2/9/2025).
Menurut Bambang, penghargaan itu dirasa akan bisa membuat rasa luka bagi rakyat yang masih kecewa.
"Penghargaan boleh saja diberikan pada mereka yang berjasa dan sudah berkorban, tetapi tidak “empan papan” tentunya tidak tepat, bahkan akan semakin membuat luka bagi yang masih kecewa," ucapnya.
Bahkan, kata Bambang, hal tersebut malah bisa menjadi bumerang bagi Kapolri jika memang permintaan itu dikabulkan.
"Presiden harusnya paham dan sensitif sekaligus paham psikologi sosial yg terjadi saat ini, bukan memberi buah simalakama bagi Kapolri," jelasnya.
Baca juga: Kapolri Pimpin Kenaikan Pangkat Tiga Perwira Tinggi jadi Irjen dan 87 Naik Kombes
Presiden Prabowo Subianto menjenguk aparat polisi yang terluka dalam pengamanan unjukrasa ricuh yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Presiden menjenguk para petugas di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025).
Berdasarkan laporan kata Presiden, ada lebih 43 orang yang cidera akibat unjukrasa. Sebagian besar dari mereka sudah membaik dan pulang.
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Kemendagri Catat 107 Aksi Terjadi di 32 Provinsi Sejak 25 Agustus: Kantor DPRD Paling Terdampak |
---|
Ojol Affan: Menyatukan Perjuangan Rakyat |
---|
Mahfud MD Sebut Pemerintah Belum Sentuh Masalah Inti yang Memicu Ketidakpuasan Publik |
---|
33 Orang Jadi Tersangka Pembakaran Gedung Grahadi dan Pos Polisi di Surabaya |
---|
Perbaikan Fasilitas Umum yang Rusak Akibat Demo Diperkirakan Selesai dalam Waktu 6 Bulan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.