Sabtu, 6 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Polisi Diminta Berbenah Usai Demo Ricuh dan Tewasnya Affan Kurniawan, Bukan Malah Salahkan Aktivis

Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, menyebut pihak kepolisian seharusnya melakukan perbaikan, bukan salahkan aktivis.

Penulis: Rifqah
Editor: Salma Fenty
Instagram @lokataru_foundation
AKSI PENANGKAPAN PAKSA - Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen ditangkap secara paksa oleh Polda Metro Jaya pada Senin (1/9/2025) malam. Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, menyebut pihak kepolisian seharusnya melakukan perbaikan, bukan salahkan aktivis. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, menyebut bahwa pihak kepolisian seharusnya melakukan tindakan-tindakan perbaikan, bukan malah menyalahkan aktivis yang dituding melakukan provokasi pada demo-demo yang terjadi belakangan ini.

Polisi diketahui menangkap Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (DMR), atas kasus penghasutan demo ricuh, pada Senin (1/9/2025) malam.

Delpedro merupakan pengelola akun sosial media Instagram @Lokataru.Foundation yang berkolaborasi dengan Blok Politik Pelajar atau BPP.

Lokataru Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Jakarta, berfokus pada penegakan hak asasi manusia (HAM) dan mengadvokasi berbagai isu HAM.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, BPP terhubung dengan akun-akun ekstrem yang memberikan ajakan seperti pengrusakan hingga bom molotov.

Kanit 2 Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Gilang Prasetya mengatakan, kalimat diduga berisi hasutan itu dilakukan Delpedro melalui akun @Lokataru.Foundation itu.

"Hasutan yang dilakukan adalah, yang bersangkutan mencoba meyakinkan para pelajar bahwa aksi yang mereka lakukan adalah sesuatu yang benar. Karena tadi, 'melawan, jangan takut, kita lawan bareng-bareng," kata Gilang dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (2/9/2025).

Atas ajakan itu, kata Gilang, para peserta aksi yang didominasi pelajar itu pada akhirnya merasa percaya diri untuk melakukan aksi ricuh lantaran sudah mendapat jaminan salah satunya dari Delpedro.

Namun, Usman mengatakan bahwa setelah adanya demo ricuh hingga tewasnya driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan, seharusnya polisi melakukan tindakan perbaikan pada institusi Polri.

Bukan malah menyalahkan para demonstran yang berusaha menyampaikan aspirasi dan menyalahkan aktivis yang dituding melakukan provokasi.

Affan sendiri tewas setelah ditabrak dan dilindas hingga tewas oleh kendaraan taktis atau Rantis Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam, usai demo yang berujung ricuh di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Baca juga: Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Tulis Surat Dari Rutan Polda Metro Jaya, Tegaskan Tak Menyesal

"Polisi diharapkan mengambil langkah-langkah perbaikan setelah ada represi kemarin, klaritas moralnya kan sangat jelas ya, berlebihanlah tindakan menggunakan kendaraan taktis sampai melindas orang seperti itu gitu," katanya, Rabu (3/9/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Harusnya kan ada koreksi, harusnya ada tindakan-tindakan pembenahan, tapi justru arahnya malah ingin menyalahkan demonstran, malah ingin menyalahkan aktivis gitu," ucap Usman.

Usman juga menjelaskan bahwa, dalam proses penjemputan paksa Delpedro sebelumnya, polisi tidak langsung menunjukkan surat penangkapan.

Menurutnya, hal tersebut janggal karena seharusnya polisi bisa menunjukkannya ketika melakukan penjemputan paksa terhadap seseorang.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan