Demo di Jakarta
Pengamat Ungkap Kejanggalan Demo Ricuh di Jakarta 25-31 Agustus 2025, Pertanyakan Asal Massa
Hermawan Sulistyo menilai massa dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada pekan lalu diduga bukan berasal dari elemen mahasiswa.
Penulis:
Ibriza Fasti Ifhami
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat kepolisian Hermawan Sulistyo menilai massa dalam aksi unjuk rasa yang berujung ricuh pada pekan lalu diduga bukan berasal dari elemen mahasiswa.
Profesor Riset di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini melihat ada sejumlah kejanggalan yang terjadi dalam aksi yang berlangsung pada 25-31 Agustus 2025.
Hermawan mengatakan, kekacauan beberapa waktu lalu sulit diantisipasi pihak kepolisian karena aksi demonstrasi dan penjarahan berlangsung pada lokasi yang saling berjauhan, tapi dalam waktu yang berdekatan.
"Rumahnya Sri Mulyani misalnya itu ribuan orang (menggeruduk). Kedua itu jarak waktunya itu hanya satu jam (dengan penjarahan di rumah Ahmad Sahroni). Ketiga, rumah-rumah yang di gedung itu tempatnya beda-beda, jauh rumahnya Sri Mulyani di Bintaro rumahnya Pak Sahroni itu di Tanjung Priok," kata Hermawan, saat diwawancara Tribunnews.com dalam program On Focus, Kamis (4/9/2025).
"Jadi agak sulit mengantisipasi karena ini bukan massa pedemo dari yang ketangkap-tangkap," sambungnya.
Baca juga: AHY Ungkap Anggaran Pemulihan Infrastruktur Akibat Demo Ricuh Capai Rp 950 Miliar
Jebolan doktor Arizona State University ini mengatakan kalaupun pihak kepolisian mengerahkan puluhan personel untuk menjaga satu lokasi, hal itu tetap tidak dapat membendung aksi yang dilakukan massa.
Sebab, jumlah orang dari kelompok demonstran lebih banyak daripada personel polisi yang berjaga.
Terkait hal ini, ia mempertanyakan dari mana para peserta aksi yang melakukan demonstrasi hingga penjarahan itu berasal.
Baca juga: Pembakar Halte Transjakarta yang Ditangkap saat Demo Ricuh Aktif di Kegiatan Sosial dan Keagamaan
Selain itu, katanya, ada kejanggalan ketika aksi demonstrasi dilakukan hingga malam hari.
Pasalnya, elemen mahasiswa sudah meninggalkan lokasi demo sejak pukul 18.00 WIB sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Jadi pertanyaan saya adalah kalau orang-orang yang menjarah itu jumlahnya banyak, mereka (berasal) dari mana? Kedua, mereka itu nyerangnya dari sore sampai malam bahkan rumahnya Sri Mulyani itu malam, diserangnya itu malam, mana ada demo malam-malam gitu, kan semua sudah banyak yang pulang mahasiswa jam 18.00 sore pulang, paling lambat itu jam 19.00 sudah pulang," ucapnya.
Tak hanya itu, menurutnya, tidak mungkin aksi dilakukan hingga larut malam, ketika terdapat demonstran, khususnya dari elemen mahasiswa, yang sudah melakukan aksi sejak pagi hari.
"Enggak kuat lah demo dari jam 12.00 WIB, apalagi ada yang mulai pukul 08.00 pagi itu enggak mungkin sampai jam 00.00 itu masih melakukan demo," ucapnya.
Hingga saat ini Polda Metro Jaya sudah menetapkan 43 orangsebagai tersangka terkait aksi ricuh di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Ada 43 tersangka yang sudah kami tetapkan atas rangkaian aksi anarkis,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (4/9/2025).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.