Rabu, 10 September 2025

Demo di Jakarta

Ribuan Demonstran Diamankan, Wakil Ketua DPR Minta Polisi Bebaskan yang Tak Anarkis

Saan Mustopa angkat suara soal ribuan demonstran yang diamankan aparat dalam aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI akhir Agustus lalu. 

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Dodi Esvandi
KOMPAS.com/Tsarina Maharani
Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, meminta kepolisian mempertimbangkan pembebasan bagi demonstran yang tidak melakukan tindakan berbahaya atau anarkis. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, angkat suara soal ribuan demonstran yang diamankan aparat dalam aksi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR/MPR RI akhir Agustus lalu. 

Ia meminta kepolisian mempertimbangkan pembebasan bagi demonstran yang tidak melakukan tindakan berbahaya atau anarkis.

“Kalau memang masuk kategori ringan, tidak membahayakan, itu bisa secara bertahap dipertimbangkan untuk dilepas,” ujar Saan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Politisi NasDem itu menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan kepolisian. 

Ia meyakini aparat tengah melakukan klasifikasi terhadap para demonstran yang ditahan di berbagai daerah.

“Tentu polisi punya pertimbangan. Dan sekarang juga sudah mengklasifikasikan para demonstran yang ditahan,” tambahnya.

Baca juga: 4 Sosok Polisi Polda Jabar Naik Pangkat Luar Biasa, Terluka saat Amankan Demo

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mencatat sebanyak 1.240 orang diamankan dalam rentang 25–31 Agustus 2025. 

Dari jumlah tersebut, 611 orang merupakan dewasa dan 629 lainnya anak-anak. 

Penangkapan dilakukan dalam tiga gelombang pengamanan, dengan puncaknya pada 28–29 Agustus saat 814 orang diamankan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyebut 38 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. 

Mereka diduga terlibat dalam berbagai aksi kekerasan, mulai dari pelemparan molotov dan batu, pemukulan petugas, hingga pembakaran halte Transjakarta.

“Ada juga yang menghasut pelajar untuk bertindak anarkis. Salah satu tersangka membakar halte bus di depan sebuah mal di Jalan Sudirman,” ungkap Ade Ary.

Dari hasil pemeriksaan, 22 orang dinyatakan positif narkoba, terdiri dari 14 pengguna sabu, 3 ganja, dan 5 benzoat.

Polda Metro Jaya masih terus menyelidiki kasus ini, termasuk mengungkap aktor intelektual di balik kericuhan. 

Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi ricuh setelah diduga disusupi provokator.

“Peserta aksi tidak lagi menyampaikan pendapat, tapi melakukan tindakan anarkis. Ada indikasi pelajar dan anak-anak ikut dimobilisasi. Ini jadi perhatian serius kami,” tegas Ade Ary.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan