Jumat, 12 September 2025

Bamsoet Luncurkan 3 Buku Baru, dari Konstitusi hingga Demokrasi Bangsa

Bambang Soesatyo kembali menerbitkan tiga buku baru bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-63 tahun.

Editor: Content Writer
Istimewa
LAUNCHING BUKU BARU - Bambang Soesatyo menggelar soft launching tiga bukunya secara sederhana sekaligus doa bersama keluarga dan teman-teman dekat secara terbatas di Rumah Pelayanan Bantuan Hukum Gratis Bagi Masyarakat Tidak Mampu 'Patiunus 75', Kebayoran Baru, Jakarta, pada Rabu (10/09/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota DPR RI, Bambang Soesatyo kembali menerbitkan tiga buku baru bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-63 tahun.

Dengan kehadiran tiga buku tersebut, Bamsoet menambah daftar panjang karyanya menjadi 37 judul buku.

Momentum ini menegaskan posisi Bamsoet bukan hanya sebagai politisi kawakan, tetapi juga seorang intelektual yang konsisten merekam gagasan dan menjawab tantangan zaman.

“Bagi saya, ulang tahun bukan hanya soal usia yang bertambah. Ia harus jadi pengingat tanggung jawab. Karena itu, saya meluncurkan tiga buku yang merekam gagasan, pengalaman, sekaligus refleksi perjalanan kebangsaan. Saya percaya, warisan terbaik bukan jabatan atau kekuasaan, melainkan ide dan karya,” ujar Bamsoet.

Hal itu disampaikannya saat soft launching tiga bukunya secara sederhana sekaligus doa bersama keluarga dan teman-teman dekat secara terbatas di Jakarta, Rabu (10/09/2025).

Acara ini digelar di Rumah Pelayanan Bantuan Hukum Gratis Bagi Masyarakat Tidak Mampu 'Patiunus 75', Kebayoran Baru, Jakarta.

Baca juga: Beri Kuliah di Unhan, Bamsoet Soroti Arus Hoaks dan Eskalasi Aksi Massa di Dunia Digital

Soft Launching 3 Buku Baru

Bamsoet kemudian memaparkan sekilas terkait tiga buku barunya.

Buku pertama berjudul “Amendemen ke-5 Konstitusi: Menata Ulang Sistem Ketatanegaraan".

Buku ini menekankan pentingnya pembaruan konstitusi di tengah perubahan zaman. Usulan amendemen bukan untuk memperkuat lembaga tertentu, melainkan menyempurnakan arsitektur ketatanegaraan.

“Konstitusi harus hidup, lentur, dan terbuka terhadap perubahan. Kita butuh Mahkamah Etika Nasional, revisi Pasal 33 UUD agar sesuai era digital, serta Pokok-Pokok Haluan Negara sebagai kompas pembangunan. Ini bukan soal kekuasaan, tapi arah bangsa,” kata Bamsoet.

Kemudian, buku kedua berjudul “Politik, Pers, dan Jejak Langkah Kebangsaan: Catatan Personal dalam Arus Perubahan."

Isi buku tersebut merekam perjalanan Bamsoet dari dunia jurnalisme hingga menempati kursi puncak parlemen. Ia mengaku tidak pernah membayangkan suatu hari duduk di Senayan, apalagi memimpin DPR dan MPR. 

“Saya berasal dari dunia pers. Buku ini adalah catatan jujur tentang bagaimana idealisme ditempa realitas. Generasi muda jangan hanya marah pada sistem, tetapi pahami dulu bagaimana demokrasi bekerja dari dalam,” urai Bamsoet.

Sedangkan buku ketiga bertajuk “Evaluasi Kritis Pemilihan Umum Langsung: Nomor Piro, Wani Piro – Revitalisasi Ketetapan MPR".

Bamsoet mengatakan, buku ini lahir dari tesis Magister Hukum yang ditulis Bamsoet di Universitas Jayabaya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan