Sesko TNI Dukung Program 'Pilah' Bank Sampah, Bagian dari Ekonomi Sirkular
Masyarakat diajak berpartisipasi aktif dalam mengurangi beban sampah kota dan menjadikannya bagian dari solusi.
Penulis:
willy Widianto
Editor:
Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengelola sampah bukan sekadar urusan teknis, melainkan sebuah gerakan moral untuk merawat lingkungan dan menata masa depan.
Kesadaran inilah yang mendorong PT ASABRI (Persero) menghadirkan program Pengelolaan Limbah Integratif di Lingkungan Peserta ASABRI (PILAH) melalui Kantor Cabang Bandung, Jawa Barat dengan berkolaborasi bersama Bank Sampah Bersinar dalam kegiatan sosialisasi layanan ASABRI, edukasi lingkungan, dan peresmian bank sampah dan pengurus bank sampah di Sesko TNI dan di Dislitbang TNI AU, Bandung.
Direktur SDM dan Hukum PT ASABRI (Persero), Sri Ainin Muktirizka menyampaikan bahwa program PILAH tidak hanya tentang memilah sampah, tapi juga membangun kesadaran lingkungan dan pengelolaan yang bernilai guna.
“Program PILAH hadir sebagai langkah kecil dengan dampak yang besar dalam menjaga bumi tetap lestari sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan peserta ASABRI”, jelas Rizka.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan layanan ASABRI sekaligus mengajak masyarakat untuk menanamkan pola pikir baru bahwa sampah bukan akhir dari sebuah siklus, melainkan juga sebagai awal peluang baru.
Dengan inisiatif ini, masyarakat diajak berpartisipasi aktif dalam mengurangi beban sampah kota dan menjadikannya bagian dari solusi.
Dengan dinamika dan aktivitas yang begitu tinggi, kota Bandung menghasilkan lebih dari 1.500 ton sampah per hari.
Angka ini menegaskan bahwa persoalan sampah bukan sekadar masalah kebersihan, tetapi juga persoalan perilaku dan kesadaran kolektif.
Atas alasan itulah program PILAH hadir. Bukan hanya sebagai tempat menampung sampah terpilah, melainkan juga sebagai wadah edukasi dan pemberdayaan.
Direktur Umum Sesko TNI, Marsma TNI Setiawan, S.E., M.M mengatakan bank sampah memberi sebuah pendekatan baru, bahwa sampah bukan hanya masalah, tetapi juga bisa menjadi sumber daya.
Untuk mendukung pembentukan unit Bank Sampah, ASABRI menyerahkan sarana pengelolaan sampah. Bantuan ini diharapkan dapat memperkuat operasional sekaligus memudahkan proses pemilahan dan pengolahan limbah di lingkungan peserta.
Fasilitas yang diberikan di Sesko TNI meliputi satu unit motor bak, tempat sampah, timbangan digital, meja, kursi, serta tenda yang digunakan sebagai area bank sampah. Sementara itu, untuk Dislitbangau, ASABRI menyerahkan gerobak sampah, tempat sampah, timbangan digital, meja, kursi, dan tenda yang digunakan sebagai
area bank sampah.
Bantuan ini juga bisa diartikan sebagai simbol untuk memulai kebiasaan baru. Bahwa perubahan dimulai dari langkah kecil, seperti memilah sampah di rumah atau lingkungan sekitar, lalu mengubahnya menjadi bagian dari ekonomi sirkular yang bermanfaat.
Edukasi semacam ini mengajak peserta untuk melihat sampah dari perspektif berbeda. Dari sesuatu yang biasanya dihindari, menjadi sesuatu yang bisa menambah nilai dan membuka ruang partisipasi sosial.
Bank Sampah mengajarkan cara memilah plastik, kertas, dan juga mengajarkan kesabaran, disiplin, serta kepedulian.
Eddy Soeparno Perjuangkan Waste to Energy untuk Palembang Selesaikan Masalah Sampah |
![]() |
---|
Tantangan Sampah dan Ekonomi Sirkular: L’Oréal Indonesia Dorong Kolaborasi Lintas Sektor |
![]() |
---|
10 Negara Paling Tercemar di Dunia, Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan, Indonesia Masuk Daftar |
![]() |
---|
Investasi Pembangunan PSEL di Tangsel Banten Tembus Rp 2,6 Triliun, Olah Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
Pegadaian Salurkan Beasiswa untuk 599 Pengelola Bank Sampah di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.