Jejak Hacker Bjorka di Dark Web, Aktif sejak 2020, Jual Beli Data Bank hingga Perusahaan Kesehatan
Polisi membeberkan jejak hacker Bjorka di dark web. Bjorka disebutkan aktif di dark web sejak 2020.
Pembayaran hasil transaksi dilakukan melalui akun kripto.
Dari aksinya itu, Bjorka bisa meraup puluhan juta rupiah, tergantung kesepakatan dengan pembelinya.
"Dari hasil penjualan tersebut, pelaku menerima pembayaran melalui akun-akun kripto yang dimiliki oleh pelaku dan secara rutin pelaku ini juga selalu mengganti," kata Herman.
Motif Ekonomi
WFT alias Bjorka diketahui merupakan anak tunggal dan yatim piatu.
Meski begitu, ia menjadi tulang punggung bagi keluarganya yang lain.
Persoalan ekonomi menjadi motif utama Bjorka melakukan peretasan.
Uniknya, Bjorka tak memiliki latar belakang pendidikan Internet dan Teknologi (IT).
Ia tak lulus SMK dan belajar IT secara otodidak lewat komunitas di media sosial.
"Hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun, sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT."
"Jadi, dia mempelajari segala sesuatunya itu hanya dari IT dan melalui komunitas-komunitas media sosial," ujar Alvian, masih dari Kompas.com.
"Dari hasil tracing, dia gunakan untuk kebutuhan pribadi. Karena kan ternyata dia anak yatim piatu."
"Dia menghidupi semua keluarga. Dia anak tunggal, tapi dia menghidupi keluarga-keluarga," jelas Alvian.
Meski demikian, Alvian belum bisa memastikan, apakah WFT memang Bjorka yang sempat menghebohkan Indonesia atau mungkin.
Sebab, menurutnya, seseorang bisa menjadi siapa saja di dunia maya.
Karena itu, Alvian mengatakan pihaknya masih mendalami keterkaitan tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.