Korupsi di PT Timah
Mahfud Apresiasi Prabowo yang Ikut Sita Tambang Ilegal di Bangka Belitung: Hadapi Backing Tambang
Mahfud MD memberikan apresiasinya kepada Presiden Prabowo Subianto yang ikut turun dalam penyitaan aset 6 smelter milik PT Timah di Bangka Belitung.
Di antaranya ada dari para jenderal-jenderal bintang satu, dua, atau tiga yang ikut melindungi tambang ilegal ini.
"Ya pertama ya kalau nakal-nakalnya itu terkadang ada backing di lapangan. Kalau jeleknya itu pertama ada backing-backing-an. Ketika kita akan ke suatu tempat yang sudah jelas milik negara, kadang kala dihalangi," ungkap Mahfud.
Dengan Prabowo turun langsung dalam penyitaan aset negara hasil korupsi, Mahfud menilai Prabowo memberikan pesan penting.
Baca juga: Kasum TNI Letjen Richard Tampubolon Cek Smelter Timah yang Disita Kejagung
Pesan itu adalah bahwa Prabowo akan menghadapi sendiri para jenderal yang turut memberikan backingan pada tambang-tambang ilegal ini.
"Meskipun baru 2 persen dari total kerugian, tapi pesan pentingnya bahwa gua mulai akan menghadapi backing-baking ini yang selama ini menghambat."
"Kira-kira sendiri kan pidato presiden di DPR kan gitu. 'He para jenderal bintang 1 2 3, saya akan hadapi kau' kan gitu kan, jangan backing-backing lagi. Itu pidato di DPR loh."
"Nah, dia turun betul gitu untuk membuktikan bahwa dia akan hadapi mereka," imbuh Mahfud.
Baca juga: Fakta-fakta Seputar Kehadiran Prabowo Terkait Penyitaan 6 Smelter Ilegal di Bangka Belitung
Prabowo Hadiri Proses Penyitaan 6 Smelter Ilegal di Bangka Belitung

Prabowo menghadiri acara serah terima aset Barang Rampasan Negara (BRN) kepada PT Timah Tbk di kawasan smelter PT Tinindo Internusa, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin (6/10/2025).
Prabowo mengungkap kini aset enam perusahaan tambang ilegal PT Timah telah kembali kepada negara.
“Kita bisa bayangkan, dari enam perusahaan saja, kerugian negara mencapai sekitar 300 triliun rupiah. Kebocoran ini sudah berlangsung lama, dan sekarang saatnya kita hentikan,” kata Prabowo, Senin (6/10/2025).
Penyerahan aset rampasan negara ini menjadi langkah penting pemerintah dalam pemulihan aset negara yang selama ini dikuasai akibat praktik pertambangan ilegal di wilayah operasional PT Timah.
Prabowo menyampaikan total nilai aset yang diserahkan kepada PT Timah mencapai Rp6 hingga Rp7 triliun.
Baca juga: Prabowo: 6 Tambang Ilegal Buat Indonesia Merugi Rp300 T, Kini Diambil Alih Negara
Nilai tersebut belum termasuk potensi sumber daya tanah jarang (rare earth atau monasit) yang diyakini memiliki nilai ekonomi jauh lebih besar.
“Nilainya dari enam smelter dan barang-barang yang disita mendekati enam sampai tujuh triliun rupiah. Namun, potensi tanah jarang belum dihitung. Monasit itu satu ton bisa mencapai ratusan ribu dolar,” jelas Prabowo.
Pada momen tersebut, Prabowo juga menegaskan langkah penyitaan dan pengembalian aset ke negara merupakan bukti nyata keseriusan pemerintah dalam membasmi penyelundupan dan tambang ilegal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.