Kakorlantas Klaim Polantas Tidak Bangga Menilang, yang Penting Masyarakat Selamat di Jalan
Agus menekankan, Polantas tidak bangga menilang, tetapi bangga jika masyarakat sudah tertib tanpa harus ditegur.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho menegaskan bahwa orientasi utama kepolisian lalu lintas bukanlah pada jumlah penindakan atau tilang, melainkan pada ketertiban dan keselamatan masyarakat di jalan raya.
Agus menekankan, Polantas tidak bangga menilang, tetapi bangga jika masyarakat sudah tertib tanpa harus ditegur.
Baca juga: Sekarang, Hanya Polantas Bersertifikat yang Boleh Menilang Pengguna Jalan
Polantas adalah singkatan dari Polisi Lalu Lintas, yaitu bagian dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang bertugas khusus dalam bidang lalu lintas.
“Korlantas Polri menggemakan program Polantas Menyapa. Jadi Polantas Menyapa itu intinya bagaimana polantas itu dekat dengan masyarakat dan bahkan kami tidak bangga untuk melakukan penegakan hukum,” kata Agus di Lapangan Korlantas Polri, Jalan MT Haryono, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Menurut Agus, kini sistem penegakan hukum lalu lintas sudah bertransformasi menuju era digital. Sebagian besar penindakan dilakukan lewat Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), dan hanya sebagian kecil yang masih dilakukan secara manual.
“Proses penegakan hukum itu ada tiga cara. Yang pertama adalah ETLE, yang tadi sudah saya jelaskan, mekanisme, tata cara kerja. Yang kedua adalah tilang. ETLE 95 persen, itu kita utamakan, karena kita harus lompat dengan kondisi yang digital. Tilang itu hanya 5 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain tilang, Polantas juga mengedepankan pendekatan edukatif melalui teguran kepada pengendara.
“Masih ada penegakan hukum secara edukatif, itu adalah teguran. Jadi bagi kendaraan yang ditutup, itu kan nanti juga bisa kita tilang. Tidak bisa, di cara kerja ETLE tidak bisa sampai ke sana. Tapi masih ada tilang, masih ada teguran,” katanya.
Agus menilai, jika masyarakat sudah disiplin di jalan, maka sistem ETLE tidak perlu bekerja keras dan itu justru dianggap keberhasilan.
“Kita tidak bangga untuk melakukan penegakan hukum. Ditegur atau mungkin tidak ada penegakan hukum tetapi semuanya tertib, ETLE-nya juga tidak terlalu kerja optimal, nggak ada masalah. Yang penting selamat di jalan,” ujar Agus.
Baca juga: Korlantas Perkenalkan ETLE Statis dan Mobile, Bisa Tilang Otomatis saat Polisi Bergerak
Ia menegaskan, keselamatan pengguna jalan menjadi prioritas utama. Fenomena pelanggaran seperti menutup pelat nomor kendaraan disebut sudah semakin jarang karena kesadaran masyarakat meningkat.
“Fenomena itu dulu ada ya, tapi hampir sekarang tidak. Saya rasa semuanya, masyarakat kita pintar semuanya. Saya rasa nggak seperti itu, itu kurang bagus ya. Karena memang lalu lintas itu adalah cermin budaya bangsa,” kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengingatkan bahwa lalu lintas adalah urat nadi kehidupan dan mencerminkan karakter suatu bangsa.
“Bangsa kita mau seharusnya tutup-tutup gitu ya kan. Lalu lintas itu adalah urat nadi kehidupan. Semuanya orang menggunakan jalan. Saling menghormati, saling menghargai. Bagaimana kita ramah di jalan, kan begitu. Jadi senyum Polantas adalah marka utama,” pungkasnya. (*)
Viral Mobilnya Diberhentikan Petugas Dishub, Sule: Tilang Aja Pak |
![]() |
---|
Profil Irjen Agus Suryo Nugroho, Ketua Tim Transformasi Bidang Pelayanan Publik Reformasi Polri |
![]() |
---|
Pengamat Sebut Penggunaan 'Tot Tot Wuk Wuk' Serampangan Picu Ketidakadilan dan Kekacauan di Jalan |
![]() |
---|
Sosok Irjen Pol Agus Suryonugroho, Kepala Korlantas Polri akan Evaluasi Penggunaan Sirine dan Strobo |
![]() |
---|
Kakorlantas Minta Kesadaran Pribadi Tidak Gunakan Lagi Tot-tok Wok-wok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.