Sabtu, 11 Oktober 2025

Eks Anggota BIN Sebut Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir Direkayasa: Saya Dapat Informasi

Eks Anggota BIN, Kolonel Purn Sri Radjasa, menyebut Abu Bakar Baasyir sudah datang lebih awal di rumah Jokowi, tetapi disuruh menunggu.

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Prasetyo
Tribun Solo/Ahmad Syarifudin
DATANGI JOKOWI - Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki Abu Bakar Ba'asyir mendatangi Joko Widodo (Jokowi) di kediaman Sumber, Banjarsari, Solo, pada Senin (29/9/2025). Abu Bakar Ba'asyir sengaja mendatangi presiden ketujuh RI ini untuk menyampaikan nasihat agar Jokowi menjadi pembela Islam yang kuat. Eks Anggota BIN, Kolonel Purn Sri Radjasa, menyebut pertemuan tersebut direkayasa. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN), Kolonel Inf. (Purn.) Sri Radjasa, mengaku mendapat informasi yang belum diketahui masyarakat terkait dengan pertemuan antara Presiden RI ke-7 Joko Widodo dengan ulama Ustaz Abu Bakar Ba'asyir di rumah Jokowi di Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (29/9/2025).

Sri Radjasa menyebut bahwa pertemuan Jokowi dengan pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min Ngruki itu merupakan hal yang direkayasa.

Namun, ia menilai Abu Bakar Ba'asyir mendatangi rumah Jokowi atas inisiatifnya sendiri.

"Memang benar kedatangan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir adalah inisiatif Abu Bakar Ba'asyir karena mengingat kita melihat bahwa ketajaman spiritual Abu Bakar Baasyir selama ini," ujar Sri Radjasa, dikutip Tribunnews dari kanal YouTube Abraham Samad, Jumat (10/10/2025).

Menurut Sri Radjasa, Jokowi sudah melampau batas sehingga Abu Bakar Ba'asyir harus menegur ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.

"Dia (Abu Bakar Ba'asyir) melihat bahwa ada hal yang melampaui batas yang dilakukan Jokowi," kata dia.

"Sebagai ulama, dia berkewajiban untuk menegur umara, sehingga dia harus mendatangi Jokowi," lajutnya.

Baca juga: Kelakar Roy Suryo soal Pertemuan Jokowi & Abu Bakar Baasyir: Gerakan MBG, Menasehati Bapaknya Gibran

Sri Radjasa mengaku mendapat informasi bahwa Abu Bakar Ba'asyir sudah tiba di rumah Jokowi pada pukul 10.00 WIB.

Akan tetapi, staf Jokowi meminta Abu Bakar Baasyir untuk menunggu terlebih dahulu lantaran Jokowi sedang tidak berada di rumah.

Padahal, kata Sri Radjasa, saat itu Jokowi sudah ada di rumah.

Namun, pada pukul 13.00 WIB Abu Bakar Ba'asyir baru diterima Jokowi.

"Ketika dia (Abu Bakar Ba'asyir) datang, ini informasi dari dalam, jam 10, kemudian diminta untuk menunggu oleh stafnya Pak Jokowi, 30 menit ditunggu," ujar Sri Radjasa.

"Kemudian keluar, 'mohon Pak, Pak Jokowi berkenan jam 1 diterima.'," 

"Ini tanda tanya besar sebetulnya kenapa mesti dengan alasan dia tidak ada di rumah," tuturnya.

Dari sekian informasi yang ia dapat, Sri Radjasa menyimpulkan bahwa pertemuan tersebut dirancang untuk keuntungan Jokowi.

"Informasi yang saya dapat dia (Jokowi) ada di rumah. Cuma dia minta waktu sampai jam 13.00 WIB agar mendesain pertemuan ini untuk kepentingan Jokowi, dan media," jelasnya.

"Kemudian media datang, terus dengan gayanya didramatisir cium tangan segalam macam, sehingga terkesan kedatangan Abu Bakar Ba'asyir sebuah dukungan atau sandaran kultural yang diberikan Jokowi di tengah dia sedang kehilangan dari kelompok politik yang formal," ungkapnya.

Menurut Sri Radjasa, Jokowi kembali melakukan kebohongan-kebohongan kepada publik atas hal tersebut.

"Jadi jelas ini rekayasa. Kembali lagi Jokowi melakukan kebohongan-kebohongan publik. Kenapa dia nggak terima pada saat itu?" kata dia.

Bara JP pastikan pertemuan Jokowi dan Abu Bakar Ba'asyir tidak direncanakan

Ketua Harian Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Adli Abdullah, sempat memastikan bahwa pertemuan antara Jokowi dengan ulama senior Abu Bakar Ba'asyir terjadi secara mendadak.

Adli Abdullah menegaskan pertemuan di rumah Jokowi itu tidak direncanakan jauh-jauh hari.

"Ini pertemuan mendadak sebagaimana pernyataan Pak Jokowi, Presiden ke-7 RI, beliau pertama merasa kaget dengan kedatangan dari K.H. Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya," kata Adli, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin.

"Beliau selaku orang Islam pasti membuka rumah untuk dikunjungi siapa pun," imbuhnya.

Baca juga: Pertemuan Prabowo-Jokowi Kemungkinan Bahas Isu Ijazah Gibran hingga Kunjungan Abu Bakar Baasyir

Adli menilai bahwa Jokowi membuka ruang rumahnya untuk dikunjungi oleh masyarakat.

"Jangankan Pak Abu Bakar Ba'asyir, rakyat jelata saja tiap hari datang ke rumahnya, dan beliau sambut dengan begitu hangat dan bersahabat," kata dia.

Menurut Adli, pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Baasyir merupakan bentuk silaturahmi antara dua tokoh muslim di Indonesia.

Ia juga menyinggung langkah Jokowi yang memberikan potongan masa penahanan kepada Abu Bakar Baasyir saat ditahan di dalam penjara.

"Saya kira ini kedatangan Pak Abu Bakar Baasyir ke Pak Jokowi ini ada 2 hal. Pertama selaku rohani, dalam agama termasuk memperpanjang umur. Apalagi Pak Abu Bakar Baasyir dengan Pak Jokowi mungkin dulu dalam waktu beliau ditahan termasuk Pak Jokowi yang memotong masa tahanan," ujar Adli Abdullah.

"Saya kira ini pertemuan 2 tokoh muslim, apalagi Pak Jokowi sekarang ini kan menjadi tokoh global dengan diangkat sebagai penasihat Bloomberg New Economy. Juga Pak Abu Bakar Baasyir meminta beliau menjadi seorang tokoh Islam. Saya kira itu pertemuan biasa saja, silaturahmi antara dua tokoh bangsa," katanya.

Adli menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan masyarakat sehingga menerima dengan baik siapa pun yang bertamu ke rumahnya.

"Pak Jokowi kehidupannya sangat sederhana, dan dia bisa menerima siapa saja. Kita pun datang ke sana tanpa perlu agenda khusus, bisa diterima oleh Pak Jokowi," kata Adli.

"Makanya Pak Jokowi tadi termasuk terkejut, kaget dia kedatangan Pak Abu Bakar Baasyir, tapi karena orangnya yang humble, sederhana, dia senang saja kedatangan Pak Abu Bakar Baasir," lanjutnya.

Pertemuan Abu Bakar Ba'asyir dan Jokowi berlangsung secara tertutup selama lebih kurang 30 menit.

Setelah bertemu Jokowi, Abu Bakar Baasyir menjelaskan bahwa kedatangannya adalah kewajiban seorang ulama untuk menasihati.

"Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin, dan orang kafir harus dinasihati," kata Abu Bakar Baasyir.

Baasyir menilai Jokowi merupakan sosok yang berpengaruh.

"Nah, Pak Jokowi ini orang yang kuat. Jadi mudah-mudahan jadi pembela Islam yang kuat. Itu saja nanti ya," jelasnya.

Ia menjelaskan salah satu nasihat yang diberikan kepada Jokowi adalah untuk menerapkan hukum Islam di Indonesia.

"Nasihatnya supaya kembali mengamalkan hukum Islam dengan baik. Sebab, saya ini sedang berjuang minta supaya negara ini diatur dengan hukum Islam," tuturnya.

Tidak hanya ke Jokowi, Ba'asyir mengaku juga menyampaikan hal serupa kepada Presiden Prabowo Subianto melalui surat.

"Presiden (Prabowo) pun sudah saya nasihati lewat surat, itu saja. Hanya nasihati itu kewajiban-kewajiban seorang ulama menasihati," kata dia.

(Tribunnews.com/Rakli)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved