Sabtu, 1 November 2025

Proyek Kereta Cepat

Purbaya Setuju soal Jokowi Sebut Proyek Whoosh Bukan Hanya Untung: Ada Misi Regional Development

Menkeu Purbaya mengakui pernyataan Jokowi soal proyek Whoosh bukan hanya cari untung, ada benarnya sedikit.

Tribunnews.com/Endrapta Pramudhiaz
PROYEK WHOOSH - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025). Saat ditemui pada Selasa (28/10/2025), Purbaya mengaku pernyataan Jokowi soal proyek Whoosh bukan hanya perkara untung, ada benarnya. 
Ringkasan Berita:
  • Mantan Presiden RI, Jokowi, mengatakan proyek Whoosh bukan semata-mata mencari untung.
  • Ia menyebut manfaat sosial atas dampak Whoosh sudah dirasakan masyarakat.
  • Atas hal itu, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengakui ada benarnya.

TRIBUNNEWS.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, menanggapi soal pernyataan mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) bukan hanya perkara untung.

Purbaya setuju, apa yang dikatakan Jokowi itu ada benarnya sebab Whoosh menurut dia memiliki misi pengembangan kawasan.

"Ada betulnya juga sedikit, karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga," kata Purbaya saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Selasa (28/10/2025), dilansir Kompas.com.

Meski demikian, Purbaya menyebut pemerintah masih punya PR soal pengembangan kawasan terkait proyek Whoosh.

PR itu adalah pengembangan ekonomi di sekitar jalur Whoosh.

"Mungkin di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh, supaya ekonomi sekitar tumbuh, itu harus dikembangkan ke depan. Jadi ada betulnya," pungkasnya.

Baca juga: Purbaya vs Hasan Nasbi, Menkeu: Saya Koboi Itu Perintah Presiden, Saya Nggak Berani Gerak Sendiri

Sebelumnya, Jokowi menyebut proyek Whoosh  dibuat bukan semata-mata untuk mencari laba alias untung.

Sebab, menurutnya, Whoosh sebagai transportasi massal berfokus pada layanan publik alih-alih mencari keuntungan.

"Prinsip dasar transportasi massal atau transportasi umum adalah layanan publik, bukan mencari laba," jelas Jokowi saat ditemui di Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (27/10/2025), dikutip dari TribunSolo.com.

Meski dinilai merugi, menurutnya, keuntungan sosial dari keberadaan Whoosh sudah dirasakan masyarakat.

Hal ini, menurut Jokowi, mulai dari meningkatnya produktivitas hingga waktu tempuh yang lebih singkat.

"Transportasi massal atau transportasi umum tidak diukur dari laba, tapi dari keuntungan sosial, social return of investment."

"Pengurangan emisi karbon, peningkatan produktivitas masyarakat, polusi yang berkurang, waktu tempuh yang lebih cepat di situlah keuntungan sosial dari pembangunan transportasi massal."

"Kalau ada subsidi, itu investasi, bukan kerugian," tutur Jokowi.

Proyek Whoosh Diselidiki KPK

Sementara itu, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Budi Prasetyo, mengungkapkan pihaknya sedang menyelidiki dugaan mark up proyek Whoosh.

Budi mengatakan penyelidikan dugaan mark up proyek Whoosh saat ini sedang dalam proses.

Ia menyebut KPK juga fokus mencari bukti dan keterangan terkait unsur-unsur peristiwa pidana proyek era mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Namun, Budi belum bisa merinci apa saja temuan KPK, sebab proses penyelidikan yang sudah dilakukan sejak awal 2025, masih berlangsung.

"Adapun penyelidikan perkara ini sudah dimulai sejak awal tahun. Jadi memang ini masih terus berprogres dalam proses penyelidikan."

"Karena memang masih di tahap penyelidikan, informasi detail terkait progres atau perkembangan perkaranya belum bisa kami sampaikan secara rinci," jelas Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (27/10/2025).

"Kami pastikan, KPK terus menelusuri melalui pihak-pihak yang diduga mengetahui, memiliki informasi, dan keterangan yang dibutuhkan untuk mengurai, memperjelas, dan membuat terang dari perkara ini," tuturnya.

Baca juga: Purbaya Tak Tahu Bahlil Naikkan Tukin Anak Buah hingga 100 Persen: Kalau Ada Perintah, Kami Ikuti

Budi memastikan KPK tak menemui kendala khusus meski penyelidikan sudah berjalan hampir satu tahun.

Ia meminta publik percaya pada proses hukum yang sedang berjalan saat ini.

"Sejauh ini tidak ada kendala, jadi memang penyelidikan masih terus berprogres. Kita berikan ruang, kita berikan waktu pada proses penegakan hukum yang sedang berjalan di KPK ini," pungkasnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, juga mengatakan kasus dugaan mark up Whoosh masuk tahap penyelidikan.

"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan," ujarnya, Senin.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Endrapta Ibrahim/Ilham Rian Pratama, TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin, Kompas.com/Isna Rifka)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved