Mengapa Projo Tak Jadi Parpol seperti NasDem Dulu? Ini Analisis Pengamat
Analisis Adi Prayitno soal Projo enggan berubah menjadi parpol layaknya NasDem dulu. Ada dua faktor yang melingkupinya.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, menilai ada dua faktor yang menyebabkan Projo tidak berubah menjadi partai seperti NasDem.
Pertama, Projo tidak memiliki figur kuat yang bisa membuatnya menjadi parpol yang bisa diperhitungkan dalam kancah politik nasional.
Ketiadaan figur tersebut semakin terlihat ketika sosok Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dihilangkan dari logo Projo.
Adapun dihilangkannya logo Projo dilakukan saat Kongres III yang digelar dari kemarin Sabtu (1/11/2025) dan hari ini Minggu (2/11/2025).
"Dua hal (faktor Projo tak jadi parpol), pertama Projo tak punya figur. Figur Jokowi yang selama ini mereka banggakan malah mau dihapus di logo mereka," kata Adi ketika dihubungi, Minggu sore.
Kedua, Adi menilai Projo memang tidak memiliki keberanian untuk bertransformasi menjadi partai.
Dia menilai para kader juga kesulitan untuk mendeteksi apakah Projo memang layak menjadi partai atau tidak.
"Kedua, (Projo) tak punya keberanian untuk berubah jadi partai. Karena partai alat ukur paling ampuh untuk mengukur kekuatan politik tertentu."
"Kalau relawan susah mendeteksinya, seberapa hebat kekuatan politik mereka, ya tidak bakal berubah juga," jelasnya.
Kemungkinan Kader Projo Ikut Langkah Budi Arie Gabung ke Parpol
Di sisi lain, Adi menilai jika Budi Arie sudah resmi bergabung parpol, maka akan diikuti oleh kader Projo lainnya.
Namun, dia menegaskan hal itu masih menunggu dinamika politik ke depannya.
"(Kader Projo gabung partai) Itu sangat tergantung dinamika perkembangan politiknya seperti apa. Karena sejauh ini cuma Budi Arie yang tertarik ke partai, yang lain belum."
"Tapi ada kecenderungan, kalau bos berpartai, anak buah cenderung ikut berpartai," ujarnya.
Ketika ditanya apakah kader Projo akan ikut Budi Arie bergabung ke Partai Gerindra, Adi tidak bisa memastikannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.