Jumat, 7 November 2025

Proyek Kereta Cepat

AHY Datangi Istana Temui Presiden, Bahas Restrukturisasi Utang Kereta Cepat Whoosh

Kedatangan AHY untuk rapat bersama Presiden yang salah satunya membahas masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Taufik Ismail
UTANG WHOOSH - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (9/9/2025). Kedatangan AHY untuk rapat bersama Presiden yang salah satunya membahas masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Whoosh. 

"Jadi saya maunya ini kami evaluasi mendalam, baru kami duduk bersama (dengan kementerian-kementerian lain), kami kaji opsi yang mana, ya itu yang kami tentukan," ujar Rosan.

Oleh karena itu, Rosan memilih untuk tidak mengungkapkan berbagai opsi tersebut ke publik sebelum dibahas dan dimatangkan bersama kementerian terkait.

Rosan sendiri telah menemui sejumlah menteri untuk menyampaikan bahwa ia dan timnya masih mengkaji berbagai opsi pembayaran utang proyek kereta cepat ini.

"Nah, kami akan sampaikan pada saat analisa komprehensif ini sudah lengkap. Bersamaan dengan itu, baru kami tentukan apa yang dibutuhkan seluruh menteri karena kami Danantara tidak bisa berjalan sendiri kan," ucap Rosan.

"Nanti keputusan semua menteri atau pihak yang terkait, apapun keputusannya itu, saya yakin yang terbaik dan akan kami jalankan," pungkasnya.

Sebelumnya Ekonom senior, Ichsanuddin Noorsy, menilai restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) alias Whoosh justru akan membuat Indonesia masuk dalam jebakan utang atau debt trap terhadap China.

Menurutnya, jika restrukturisasi terjadi, maka Indonesia hanya menyelesaikan tanggung jawab keuangan berupa pelonggaran tenor pembayaran utang ke China.

Noorsy menuturkan apabila situasi politik di Indonesia mengalami guncangan dan mengakibatkan tidak bisa membayar utang, maka China tidak mau tahu terkait hal tersebut.

Bahkan, sambungnya, China bisa semakin 'memasukan' Indonesia dalam jebakan utang terkait Whoosh dengan meminta syarat lain berupa jaminan dan membuat Indonesia semakin bergantung dengan Negara Tirai Bambu itu.

"Restrukturisasi itu cuma menyelesaikan tanggung jawab keuangan. Itu yang disebut debt trap atau jebakan utang. Andai kata terjadi suatu (guncangan) politik (di Indonesia), bukankah China akan (tetap) menuntut pembayaran?"

Baca juga: Usut Dugaan Mark Up Proyek Whoosh, KPK Telah Minta Keterangan Sejumlah Pihak

"Ketika menuntut pembayaran dan an sich pada core services-nya tidak mampu membayar, apa yang dilakukan? Kan dia (China) tetap meminta jaminan karena sudah ada APBN (untuk membayar utang Whoosh), ada jaminan negara," katanya dalam program On Focus di YouTube Tribunnews, dikutip pada Kamis (30/10/2025).

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved