Rabu, 5 November 2025

Proyek Kereta Cepat

Eks Menhub Ignasius Jonan Ungkap Tak Bahas Soal Whoosh dengan Prabowo, Yakin Presiden Punya Solusi

Eks Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan bertemu Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Senin (3/11/2025).

|
Tangkap layar KompasTV
IGNASIUS JONAN - Dalam foto: Mantan Menteri Perhubungan RI (Menhub) Ignasius Jonan dalam konferensi pers seusai pertemuan dengan Presiden RI Prabowo Subianto, Senin (3/11/2025) sore. Jonan mengungkap dirinya tidak ditanyai soal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) alias Whoosh dalam pertemuannya dengan Presiden Prabowo. 

"Soal kereta cepat Jakarta-Bandung, saya yang paling menentang. Itu tidak berkeadilan," kata Jonan dalam acara "CEO Speaks on Leadership Class" di Universitas Binus, Jakarta, dilansir Kompas.com

"Rohnya APBN itu NKRI. Kalau Jawa saja yang maju, ya merdeka saja Papua dan lainnya itu," ucap Jonan.

Ia juga tidak banyak dilibatkan dalam pembangunan proyek Whoosh

Proyek ini murni proyek bisnis BUMN Indonesia dan China. Tak ada dana APBN sesuai janji pemerintah saat itu. Programnya pun tak tercantum di Kementerian Perhubungan kala itu.

Sementara, keputusan memilih China untuk menggarap proyek Whoosh diambil oleh Menteri BUMN RI saat itu, Rini Soemarno. 

Ignasius Jonan pun dicopot oleh Jokowi dari jabatan Menteri Perhubungan RI dalam reshuffle kabinet pada 27 Juli 2016 dan digantikan oleh Budi Karya Sumadi.

Polemik Whoosh

Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh merupakan salah satu proyek mercusuar sekaligus ambisius dalam masa pemerintahan Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Whoosh pun ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016.

Proyek ini dibangga-banggakan oleh Jokowi, lantaran memiliki kecepatan 350 kilometer per jam sekaligus menjadi kereta cepat pertama di Indonesia maupun di Asia Tenggara.

Pengelola Whoosh adalah PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Indonesia (PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia/PSBI) dengan 60 persen saham dan konsorsium China melalui Beijing Yawan HSR Co Ltd (40 persen saham).

Adapun PSBI sendiri dipimpin oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) dengan porsi saham 58,53 persen, diikuti Wijaya Karya (33,36 persen), PT Jasa Marga (7,08 persen), dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII (1,03 persen).

Sementara, komposisi pemegang saham Beijing Yawan HSR Co. Ltd terdiri atas CREC 42,88 persen, Sinohydro 30 persen, CRRC 12 persen, CRSC 10,12 persen, dan CRIC 5 persen.

Whoosh kemudian diresmikan oleh Jokowi pada 2 Oktober 2023 di Stasiun Halim, Jakarta.

Akan tetapi, dalam perkembangannya, Whoosh justru berbuntut utang jumbo sehingga menjadi beban berat bagi BUMN Indonesia yang terlibat, terutama PT KAI (Persero) sebagai pemimpin konsorsium PSBI.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved