Fadli Zon Sebut Prabowo Minta Keraton, Istana dan Warisan Budaya Jadi Prioritas Revitalisasi
Indonesia punya keragaman budaya yang meliputi warisan budaya benda seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan hingga keraton. Ada juga warisan lain
Ringkasan Berita:
- Indonesia memiliki keragaman budaya yang meliputi warisan budaya benda seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan hingga keraton.
- Presiden RI Prabowo Subianto memberikan arahan khusus agar keraton, istana dan situs warisan budaya di seluruh Indonesia menjadi prioritas revitalisasi.
- Fadli menjelaskan, kementeriannya telah menghidupkan kembali Direktorat Sejarah untuk mendukung program revitalisasi dan penulisan ulang sejarah secara komprehensif.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki keragaman budaya yang meliputi warisan budaya benda seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan hingga keraton. Ada juga warisan budaya tak benda seperti batik, wayang kulit dan tarian.
Baca juga: Soal Raja Baru Keraton Solo Penerus Pakubuwana XIII, Adik Sinuhun Tak Tahu Apakah Ada Wasiat
Terkait hal tersebut Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon menyebut bahwa Presiden RI Prabowo Subianto memberikan arahan khusus agar keraton, istana dan situs warisan budaya di seluruh Indonesia menjadi prioritas revitalisasi.
“Pak Presiden tadi menyampaikan bahwa perlu istana-istana, keraton-keraton, kerajaan-kerajaan untuk diperhatikan, diperbaiki, direnovasi, direvitalisasi. Dan pelan-pelan sedang kita laksanakan,” ujar Fadli usai melapor kepada Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Fadli menyebut arahan dari Presiden tersebut terkait dengan pentingnya menjaga identitas sejarah dan budaya nasional. “Beliau sangat peduli bahwa ini adalah warisan budaya yang penting, cagar-cagar budaya yang penting,” ujarnya.
Fadli menjelaskan, kementeriannya telah menghidupkan kembali Direktorat Sejarah untuk mendukung program revitalisasi dan penulisan ulang sejarah secara komprehensif. “Direktorat Sejarah tadinya sudah almarhum, kita hidupkan kembali. Karena kalau ada Direktorat Sejarah berarti harus menulis sejarah dong,” katanya.
Ia menuturkan, saat ini kementerian sedang menyelesaikan proses penyuntingan buku sejarah nasional yang ditulis oleh sejarawan dari 34 perguruan tinggi.“Penulisan sejarah sudah selesai dari bulan Agustus sekarang dalam proses editing,” ujarnya.
Baca juga: Unggulkan Candi Muara Takus, Kampar Riau Siap Jadi Destinasi Baru Wisata Sejarah dan Budaya
Lebih lanjut, Fadli menambahkan bahwa setelah buku sejarah umum rampung, pemerintah akan menyusun volume lain termasuk sejarah kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan, Majapahit, Pajajaran, hingga Sriwijaya.
“Nanti mungkin tahun depan kita akan buat sejarah kemerdekaan, sejarah Majapahit, Pajajaran, Sriwijaya, dan seterusnya,” pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.