Kamis, 13 November 2025

Berita Viral

Viral Aksi Tak Pantas Gus Elham Ciumi Anak Perempuan, Psikolog Klinis Sebut Berbahaya, Ini Risikonya

Psikolog klinis Debby Julia menanggapi aksi tak pantas terhadap anak kecil yang dilakukan Muhammad Elham Yahya Luqman alias Gus Elham Yahya.

Tangkap Layar YouTube/MT Ibadallah
GUS ELHAM YAHYA - Dalam foto: Dai asal Jawa Timur, Muhammad Ilham Yahya Luqman atau dikenal Gus Elham Yahya dalam sebuah majelis pengajian. Gus Elham menuai kecaman dari berbagai pihak setelah video dirinya memeluk dan menciumi bocah perempuan viral di media sosial. Psikolog klinis Debby Julia menanggapi aksi tak pantas terhadap anak kecil yang dia lakukan sebagai tindakan berbahaya jika dipandang dari perspektif psikologi. 

Bahkan, tindakan Gus Elham Yahya bisa berisiko lebih berat, yakni menormalisasi pelanggaran batas pribadi atau personal boundary.

Personal boundary sendiri merupakan batasan yang diciptakan terkait bagaimana orang lain boleh memperlakukan kita, untuk memberikan kenyamanan pada diri sendiri.

Batasan tersebut bisa berupa batasan fisik, seksual, hingga emosional.

"Jadi, karena anak belum memahami konteks atau niat orang dewasa meskipun itu niat baik, tapi sebenarnya tubuh mereka ini memiliki memori emosional," terang Debby.

"Kalau misalnya disentuh tanpa persetujuan gitu, pastinya mereka akan merasa bingung, enggak nyaman atau bahkan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri."

"Jadi walaupun tidak ada niat jahat, hal ini akan tetap berisiko karena dapat menormalisasi pelanggaran batas pribadi sejak dini." 

Debby melanjutkan, dampak jangka panjang dari tindakan tak pantas terhadap anak adalah rendahnya kesadaran atas hak tubuh.

Bahkan, anak bisa semakin berisiko menjadi pelaku maupun korban tindakan tak pantas di masa yang akan datang.

"Dampak panjangnya sendiri yang pasti, rendahnya kesadaran terhadap hak tubuh," jelas Debby.

"Nah, ini juga bisa akan meningkatkan risiko anak menjadi korban atau bahkan pelaku di masa depannya."

Selain itu, Debby menilai, tindakan tak pantas tersebut juga berisiko menyebabkan turunnya kepercayaan diri sang anak, karena kehilangan perasaan nyaman dan memiliki hak untuk merasa aman atau dihargai.

"Jadi, lebih luasnya lagi mungkin karena anak merasa tidak nyaman, merasa tidak dihargai, merasa tidak memiliki hak, merasa aman dan nyaman, tentunya bisa jadi percaya dirinya jadi turun," kata Debby.

"Terlebih dia tidak memiliki batasan untuk hal-hal yang memang sebenarnya menjadi satu hak atau menjadi batasan pribadi untuk dirinya."

Harus Utamakan Consent

Debby lantas menyebut, sentuhan yang melibatkan kasih sayang jelas berbeda daripada sentuhan yang berbahaya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved