Sabtu, 15 November 2025

Fifi Aleyda: Pengelola Informasi di Media Sosial Harus Dapat Merespons Krisis Secara Cepat

Fifi mengatakan pengelola komunikasi disebut harus memiliki tiga hal yakni verifikasi (verify), klarifikasi, (clarify) dan respons (respond).

Penulis: Erik S
HO/Ist
PENGELOLA MEDIA SOSIAL - Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Kementerian Komunikasi dan Digital, Fifi Aleyda Yahya, lewat sambutan pembuka di Jakarta pada Rabu (12/11/2025). Ia mengingatkan, pengelola komunikasi disebut harus memiliki tiga hal yakni verifikasi (verify), klarifikasi, (clarify) dan respons (respond). 

Untuk mengatasi krisis, Latief membagikan soal metode PRIME yakni Prepare, Response, Intercept, Message, dan Engage. Reputasi pemerintah tidak hanya dibentuk oleh fakta di media sosial, tetapi juga pesan bermuatan emosi, persepsi, dan kecepatan.

Penggiat Media Sosial, Enda Nasution, menyebutkan bahwa tim komunikasi krisis yang efektif akan bekerja seperti asuransi. Efektif dalam arti mampu mendeteksi kemunculan krisis, sehingga menentukan langkah-langkah antisipasi. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya membangun relasi dan menjadikan setiap krisis sebagai pelajaran dalam mengantisipasi tantangan selanjutnya.

“Waktu yang paling pas saat mengatasi krisis adalah ketika krisis belum terjadi. Mitigasi ibarat mendeteksi hotspot sebelum terjadi kebakaran hutan. Semakin cepat ditemukan, semakin kecil biayanya,” jelas Enda. 

Terkait langkah antisipasi krisis, Jojo S. Nugroho selaku praktisi komunikasi menekankan pentingnya mengelola isu sekecil apapun. Isu yang diabaikan atau tidak dikelola, dapat berpotensi menjadi krisis, terlebih di media sosial.  

“Sinyal harus segera ditangkap dan dikelola dengan baik. Ada tiga kunci respons krisis yakni cepat dan faktual, dahulukan empati, dan amankan narasi,” jelas Jojo.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved